Jalur Gaza atau bisa kita menyebutnya Gaza adalah sebuah wilayah Palestina yang menjadi simbol perlawanan untuk sebuah kemerdekaan. Wilayah yang luasnya 365 Km2 atau setengah dari Ibukota Negara Republik Indonesia, Jakarta ini, adalah simbol ketegaran dan ketabahan dalam berjuang melawan penindasan. Ia adalah penjaga kiblat pertama umat Islam di garis depan dengan kokohnya. Merekalah yang mewakili fisik-fisik umat Islam untuk senantiasa menjaga Masjid Al-Aqsha. Namun Gaza, menjadi penjara terbesar di dunia akibat 12 tahun lebih blokade zionis israel, baik dari darat, laut dan udara.
Ujian pun tak pernah berhenti diterima oleh Gaza selama kurun waktu 12 tahun. Kondisi kemanusiaan di Gaza yang semakin terpuruk. Tercatat indikator kesehatan menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia lima tahun mengalami berbagai dampak negatif dari blokade israel. Pada tahun 2006, awal terjadinya blokade, 13% anak balita di Gaza mengalami gizi buruk. Lantas bagaimana dengan 12 tahun selama blokade. Bahkan pada laporan Program Pangan Dunia mengklasifikasikan 58% populasi orang Palestina di Gaza sebagai rawan pangan.
Tantangan dibidang energi, Gaza kehabisan bahan bakar setelah israel menutup penyeberangan Karim Abu Salim oleh israel. Baru-baru ini pada tanggal 9 Juli 2018, israel menutup kembali penyeberangan untuk semua barang kecuali makanan dan obat-obatan. Dan pada 16 Juli 2018, israel mengurangi wilayah penangkapan ikan menjadi enam mil dari garis pantai Jalur Gaza, Palestina.
Penindasan dan blokade zionis israel membuat Jalur Gaza menjadi tempat satu-satunya di dunia yang tidak layak huni. Melihat kondisi yang semakin memburuk di Gaza, meletuslah Aksi Kepulangan Akbar atau Great Return March pada 31 Maret 2018. Tercatat israel sejak Maret, lebih dari 140 warga Palestina telah syahid dan ribuan lainnya terluka, oleh tembakan sniper tentara israel selama Aksi Damai Kepulangan Akbar.
Blokade 12 tahun, telah memusnahkan ekonomi dan merampas hak hidup layak bagi sekitar dua juta penduduk Gaza. Maka selayaknyalah kita untuk tidak henti-hentinya membantu, mendoakan disetiap aktivitas ibadah. Terpenting juga kita turut berpartisipasi membantu Gaza melalui harta-harta kita, minimal dengan membagikan informasi yang benar terhadap kondisi yang terjadi di Palestina, khususnya di Gaza. Agar Gaza senantiasa kuat dan kokoh mewakili fisik-fisik umat Islam menjaga negeri para nabi dan kiblat pertama umat Islam, Masjid Al-Aqsha.
Meminjam kalimat yang sangat populer dari tokoh-tokoh Islam dunia, “Tidak perlu Anda menjadi seorang Muslim, untuk membela Palestina, cukup Anda menjadi Manusia”.
Oleh : Zakaria Maulana Alif