Ingatkah kita pada tragedi kelam 46 tahun lalu, seorang Zionis membakar Masjid Al-Aqsha di kota Al-Quds dengan dukungan penuh kelompok-kelompok pemukim ilegal ekstrimis Yahudi?
Berikut kronologis terjadinya peristiwa tersebut
Pembakaran Tahun 1969:
Pada tahun 1967 Zionis Israel berhasil menduduki Yerusalem Timur dan Masjid Al-Aqsa.
Pada tahun 1969, sesepuh Kristen pro Zionis berkebangsaan Australia bernama Dennis Michael Rohan datang ke Palestina atas alasan pariwisata, dia datang dengan menyalakan api unggun di Masjid Al Qibli, bagian dari Masjid Al-Aqsa, dan terbakarlah bagian-bagian penting dari Masjid, termasuk mimbar Nuruddin Zangki.
Warga Palestina mampu memadamkan api yang membakar masjid. Sementara itu tentara Israel menangkap pelaku pembakaran, namun sayangnya dia dinyatakan bebas dengan alasan pelaku sakit jiwa, akhirnya dideportasi ke Australia, dan masih tinggal di Australia. Setelah diketahui ternyata dia tidak memiliki riwayat sakit jiwa atau lainnya.
Keterlibatan Pemerintah Zionis
Banyak bukti menunjukkan bahwa otoritas pendudukan telah memberikan kontribusi terhadap kejahatannya ini, seperti air terputus hanya di sekitar lokasi persis setelah munculnya api, dan Israel berusaha mencegah warga Arab dan pemadam kebakaran yang bergegas dari kota terdekat untuk memadamkan api. Menurut kesimpulan para insinyur dan ahli yang berpartisipasi dalam aksi pembakaran lebih dari satu ekstremis Yahudi, meskipun mereka bertanggung jawab atas kebakaran itu, namun dibebankan pada satu orang ekstrimis, Rohan, karena memang dia ditemukan sebagai pelaku utama dan ditangkap.
Peninggalan Bersejarah yang terbakar
Di antara peninggalan bersejarah yang terbakar, Mimbar Salahuddin, Mihrab Zakaria dan tiga lengkungan, dua tiang utama, kubah kayu, 74 jendela kayu, semua karpet dan lain-lain. Selain itu, api juga merusak kubah bagian dalam di sisi Selatan, menghancurkan 48 jendela masjid yang terbuat dari plester dan kaca patri, serta membakar hiasan motif dari ayat-ayat Al Quran.
Api membakar sepertiga atau seperempat dari Masjid Qibli dan juga menghancurkan peninggalan-peninggalan besar Islam lainnya, yaitu sebuah Mimbar yang dibawa pemimpin Besar Muslim, Salahuddin Al Ayyuby saat dibebaskan dari tangan kaum Salib 1187.
Renovasi Al Aqsha dan Pembersihannya (1970)
Komite Renovasi Masjid Al Aqsa dari Kementerian Wakaf Yordania membersihkan bekas kebakaran, merenovasi Masjid Al-Aqsa dan membuat ulang mimbar Saladin.
Untuk rekontruksi, dilakukan studi sejarah dan arkeologi dan terbentuklah Komite Rekonstruksi dan mulai bekerja pada awal 1970 dan setelah selesai pemugaran Al-Aqsa, tim ini mendapat penghargaan Global Aga Khan Award atas upayanya dalam pemugaran Masjid.
Penyerbuan dan Pendudukan Al Aqsha 2015
Penyerbuan Al Aqsha 26 Juli 2015 termasuk yang terbesar pasca penyerangan Gaza 2014. Penyerbuan ini berdalih untuk memperingati hari bersejarah Yahudi, Kharab Al Ma’bad (Hari Kehancuran Kuil) di Kompleks Al Aqsha. Sebelum melakukan penyerbuan yang dimotori aktivis ekstrim Yahudi semisal Pemuda Haikal, mereka mengajak para pemukim Yahudi dengan menebar selebaaran, resmi mengatasnamakan kelompok tersebut.
Menurut Ummu Mahmud, salah seorang murobitah (penjaga masjid) di Al Aqsha, penyerbuan kelompok ekstrimis Yahudi ini dibagi dua waktu penyerbuan. Penyerbuan pertama dimulai pukul 07.30 hingga pukul 11:00, kemudian lanjut lagi pukul 13:30 hingga pukul 14:00 (waktu setempat).
Dari peristiwa penyerbuan ini mengakibatkan kerusakan dan kerugian dipihak para penjaga Al Aqsha, diantaranya:
– Tidak kurang dari 16 orang terluka dari para murabithin, sebagian luka sobek yang perlu mendapat jahitan dan puluhan lainnya sesak nafas karena menghirup gas air mata yang dilemparkan oleh tentara Israel.
– Penghancuran pintu Masjid Qibliy dan pencopotan salah satu pintunya. Sebelumnya pintu ini ditutup dalam waktu yang cukup lama dengan paku baja dan dijaga tentara Israel dengan senjata lengkap.
– Pecahnya sejumlah kaca jendela Masjid Qibliy serta rusaknya palang besi jendela tersebut karena tembakan peluru dan lemparan gas airmata
– Rusaknya pemadam api di Masjid Qibliy dan menyebabkan air tersembur deras ke dalam dalam Masjid Al Qibly selama ±30 menit.
– Kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, Para staf/pegawai Kementrian Waqaf diserang menggunakan tonfa (tongkat pemukul yang biasa digunakan dalam beladiri) dan gas airmata.
– Pasukan zionis israel dengan sengaja menginjak karpet yang ada di ke dalam Masjid Qibliy.
– Sedikitnya 230 pemukim yahudi melakukan penjagaan ketat di halaman Masjid Al Aqsha, dipimpinan langsung Mentri Pertanian zionis Israel, ketua Ikatan Pelajar Haikal dan beberapa orang Rabi Yahudi.
– Pelarangan atas seluruh kalangan usia untuk memasuki Masjid selama serangan dan penangkapan atas sejumlah murabithin serta sebagian dari mereka terluka.
– Seluruh departemen-departemen, kantor-kantor, dan pegawai atau staf Kementrian Waqaf Islam diliburkan pada hari ini.
Hingga detik ini, upaya pendudukan dan penyerbuan Al Aqsa masih dilakukan zionis Israel secara terus menerus dan terorganisasi. Sehingga, “Apalagi yang membuat Anda tidak marah, semua kejahatan Israel sudah dilakukan Israel kepada Al Aqsha dan para penjaganya, bahkan pada penyerbuan 26 Juli 2015 ini, pemukim yang ikut menyerbu dan menduduki AlAqsha menghina dan mencaci Nabi Muhammad SAW,” kata Ummu Mahmud.
Adakah kita masih punya semangat sekedar mengingat Al Aqsha?
Adakah kita masih semangat memburu keberkahan Allah dari Tanah dan Tempat Suci yang diberkahi?
Kita patut khawatir tidak merasakan keberkahan itu, atau bahkan sudah dicabut Allah, karena ketidak pedulian kita terhadap Al Aqsha, padahal keberkahan itu terus melekat dan tidak pernah dicabut Allah dari Al Aqsha. Bukankah surat Al Isra’ selalu ingatkan kita?
Hari ini, Jumat 21 Agustus 2015 bertepatan dengan 21 Agustus 1969 silam, Al Aqsha dibakar ekstrimis Yahudi. Adakah kita sempat mengingatnya? (mk)
Penulis: Azhar Suhaimi, Lc