Golda Meir adalah Perdana Menteri keempat Israel.
Dia hidup antara tahun 1898-1978 dan menjabat sebagai PM selama lima tahun, antara tahun 1969 hingga 1974.
Golda Meir dikenal sebagai Iron Lady, sebuah istilah yang nantinya juga digunakan untuk menyebut Perdana Menteri Margaret Thatcher dari Inggris.
Sampai saat ini (2013), Golda Meir adalah satu-satunya wanita yang menjabat sebagai Perdana Menteri Israel, dan perdana menteri perempuan ketiga di dunia, serta yang pertama mencapai posisi itu tanpa pengaruh keluarga.
Golda Meir lahir di Kiev, sekarang termasuk wilayah Ukraina, yang pada saat itu merupakan bagian Kekaisaran Rusia.
Keluarganya pindah ke Amerika Serikat pada saat usianya delapan tahun untuk kemudian menetap di Wisconsin.
Sejak usia dini Golda Meir adalah seorang organisatoris dan wanita brilian, mengorganisir pengumpulan dana untuk kelasnya dan ditunjuk sebagai pembaca pidato pada perpisahan SMA.
Pada saat berusia 16 tahun, Golda Meir diperkenalkan ke gerakan Zionisme dan menjadi aktif dalam gerakan Zionis Sosialis.
Golda Meir menikah pada usia 19 tahun dan berharap pindah ke Palestina sebagai bagian dari kolonisasi Zionis awal.
Namun, pecahnya Perang Dunia I mengganggu rencana itu dan dia menyibukkan diri melakukan penggalangan dana di Amerika Serikat untuk mendukung gerakan Zionis di luar negeri.
Setelah perang, pada tahun 1921, Golda Meir menuju ke Palestina dengan suaminya untuk bergabung dengan sebuah kibbutz.
Dia segera ditunjuk mewakili kibbutz ke Federasi Buruh dan memulai kehidupan politisnya.
Beberapa tahun kemudian dia terpilih sebagai sekretaris Dewan Wanita Kerja, dan setelah beberapa tahun Meir menjadi bagian dari Komite Eksekutif untuk selanjutnya naik menjadi kepala Departemen Politik.
Pada tahun 1938, Golda Meir adalah wakil dari Palestina pada pertemuan yang diadakan Presiden Roosevelt untuk membicarakan penganiayaan orang-orang Yahudi oleh Nazi.
Setelah mendengar alasan yang dibuat oleh wakil dari berbagai pemerintah serta respon mereka yang hanya mengekspresikan simpati kepada orang Yahudi, Golda Meir terkenal berkomentar,”Hanya satu hal yang saya berharap untuk melihat sebelum mati dan itu adalah bahwa rakyat saya tidak memerlukan ekspresi simpati lagi.”