Deklarasi Balfour (2/11/1917) adalah janji pemukiman untuk Bangsa Yahudi di kawasan yang diberi nama Palestina. Menteri Luar Negeri Britania Raya Arthur Balfour menjanjikan kepada Lord Walter Rothschild, seorang taipan dan pemimpin komunitas Yahudi di Eropa. Teks deklarasi tersebut diterbitkan di media sepekan kemudian.
Deklarasi ini terdiri dari 119 kata, disusun oleh 25 pakar Yahudi Zionis dari berbagai negara. Chaim Weismann -Yahudi terkemuka, salah satu inisiator fanatik Zionisme- sampai turun tangan dengan 17 kali menyebrangi Samudera Atlantik.
Deklarasi atau janji Balfour tidaklah muncul tiba-tiba. Sejak perang berkecamuk pada 1914 lobi Yahudi di Eropa yang terwakili oleh Rothschild telah mengondisikan masa depan Palestina, yang nanti menjadi wilayah mandatori Inggris (saat itu Inggris tidak memilikinya, juga bukan wilayah jajahannya). Palestina, peta dengan nama khusus seperti saat ini tidaklah dikenal ketika masih berada di wilayah Ottoman. Karena saat itu terintegrasi ke wilayah yang dikenal dengan sebutan Syam. Lobi Yahudi menembus Kabinet Inggris pada Februari 1917 melalui negosiasi tingkat tinggi, melibatkan orang penting dan pemegang kebijakan di kabinet Inggris dan tokoh-tokoh Zionis. Kemudian pada 19/6/1917 Rothschild dan Weismann, mewakili tokoh zionis mengajukan kerangka detil deklarasi publik.
Balfour menandatangi draft final deklarasi tersebut pada 29/10/1971. Maka, sidang kabinet Britaniya 31/10/1971 menjadi formalitas untuk menjadikannya resmi sebagai sikap negara yang diwakili Departemen Luar negeri dua hari kemudian.
“Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina, tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha terbaik untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan dan dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya”.
Deklarasi ini hanya berjarak hari dengan meletusnya Revolusi Bolshevik (Revolusi Oktober) yang dilakukan oleh pihak komunis Rusia yang dipimpin Lenin. Setelah merebut kekuasaan di Petrograd, ibukota Rusia kala itu, mereka menggulingkan pemerintahan nasionalis di bawah pimpinan Alexander Kerensky yang memerintah sejak Februari 1917. Pemerintahan ini diangkat setelah Tsar Nikolas II dari Rusia turun takhta karena dianggap tidak kompeten.
Rangkaian revolusi di Rusia ini merupakan dendam diaspora Yahudi di Rusia karena tindakan diskriminatif terhadap mereka sebelumnya. Para aktivis Hibbat Zionlah yang berada di belakangnya.
Itulah sepenggal janji Balfour yang dipegang orang-orang Yahudi Zionis. Kini, telah 102 tahun Palestina dijajah oleh negara adikuasa, Inggris (1917 – 1948) dan Zionis israel dukungan AS (1948 – 2019). Janji Balfour kepada Zionis mengakibatkan Palestina terjajah hingga kini.
Fachri Hersi Yansyah, Lc