Gaza. Inilah respon dunia internasional setelah Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan rincian rencana perdamaiannya di Timur Tengah, atau apa yang dikenal di media sebagai “Kesepakatan Abad Ini”. Seperti yang dilansir laman situs alresalah.ps, Selasa (29/01/2010).
Moskow mengomentari konferensi Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai kesepakatan abad ini bahwa yang paling penting dari kesepakatan itu adalah posisi Palestina di atasnya.
Posisi Rusia
Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov mengatakan bahwa Rusia akan mempelajari kesepakatan itu, dan hal terpenting adalah bagaimana posisi Palestina dan Arab atasnya.
Bogdanov mengatakan kepada kantor berita Rusia, “Negosiasi langsung harus dimulai untuk mendapatkan penyelesaian yang dapat diterima bersama. Kita tidak tahu apakah proposal AS dapat diterima atau tidak oleh kedua belah pihak. Kita harus menunggu reaksi dari pihak-pihak terkait.”
Inggris Mendukung
Di sisi lain, juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan bahwa rencana perdamaian AS di Timur Tengah bisa menjadi langkah positif.
“Trump dan Johnson bercakap melalui telepon tentang proposal Amerika Serikat untuk perdamaian antara Israel dan Palestina bisa menjadi langkah yang positif,” kata jurubicara itu.
Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Rap mengatakan bahwa rencana Trump pada hari Selasa untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina adalah “proposal yang serius.”
Dia menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa “perjanjian damai antara Israel dan Palestina mengarah pada perdamaian yang membuka seluruh wilayah, dan memberikan masa depan yang lebih baik kepada kedua belah pihak.”
Sikap Jerman
Mengomentari rencana Trump, Jerman mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengakhiri apa yang digambarkannya sebagai “konflik Israel-Palestina” adalah solusi yang dapat diterima bersama.
Iran Menolak dan Mengecam
Penasihat presiden Iran mengatakan pada hari Selasa bahwa rencana perdamaian Trump di Timur Tengah hanya mewakili kesepakatan antara Amerika Serikat dan Israel, dan menolak proposal ini sebagai “paksaan dan sanksi.”
“Ini adalah perjanjian antara Zionis dan Amerika. Komunikasi dengan Palestina bukan dalam agendanya. Ini bukan rencana perdamaian tetapi rencana pemaksaan dan sanksi,” kata Hosam El-Din Ashna dalam cuitannya di Twitter setelah Trump mengungkapkan rincian rencananya di Washington.
Adapun Kementerian Luar Negeri Iran, menggambarkan rencana Trump sebagai “pengkhianatan abad ini” dan mengatakan bahwa nasibnya kelak adalah kegagalan.
Turki Kritik Keras
Dalam tanggapannya terhadap konferensi Trump, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa rakyat Palestina dan tanah mereka tidak dapat dibeli dengan uang.
Lebih lanjut Kementerian Luar Negeri Turki menganggap bahwa rencana tersebut bertujuan untuk menghilangkan solusi dua negara dan mencuri tanah Palestina.
PBB Menolak
“Posisi PBB sudah jelas selama bertahun-tahun dan berkomitmen atas resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum,” kata Sekretaris Jenderal PBB, Guterres.
Setelah pengumuman Trump, Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan Turki Numan Kurtulmosh mengetik cuitan di twitter, “Tidak Trump! Yerusalem adalah ibukota Palestina dan jantung dunia Islam!”
Presiden Trump mengumumkan keputusan kontroversial dalam kesepakatan abad ini selama konferensi pers dengan Netanyahu.
Trump mengatakan pada awal konferensi pers yang diadakannya dari Gedung Putih, bahwa proposal untuk perdamaian (antara Palestina dan Israel) berjumlah 80 halaman, dan visinya berbeda dari para pendahulunya.
Dia menambahkan: “Kami akan membentuk komite bersama untuk mengubah peta jalan perdamaian menjadi terperinci, dan kami tidak akan meminta Israel untuk mengabaikan keamanannya.”
Trump mengatakan bahwa transisi ke solusi dua negara tidak akan menimbulkan ancaman bagi keamanan Israel, dan Palestina memiliki peluang, mungkin yang terakhir, untuk mendapatkan negara.
Dia melanjutkan: “Rencanaku akan memberikan Palestina sebuah ibukota di Yerusalem Timur, di mana kita akan membuka kedutaan kita di sana. Tidak ada warga Palestina atau Israel yang diusir dari tanahnya.”
Presiden AS mengatakan bahwa 50 miliar dolar akan diinvestasikan di negara Palestina, di samping menyediakan satu juta lapangan kerja dalam kurun waktu 10 tahun.
Trump berbicara kepada Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, dengan mengatakan: “Abbas yang terhormat, jika Anda memilih jalur perdamaian, Amerika Serikat dan negara-negara lain akan mendukung Anda.”
Netanyahu, pada gilirannya berbicara mengatakan: “Saya berharap bahwa Palestina akan menerima dan mengambil kesempatan serta membangun masa depan yang Makmur dan damai dengan Israel.”
Netanyahu mengatakan bahwa rencana perdamaian Trump membahas akar konflik, yang merupakan keharusan bagi Palestina untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi, dan Israel siap untuk bernegosiasi dengan Palestina segera tentang kesepakatan itu.
Dia menambahkan: “Kesepakatan Abad ini menjadi solusi bagi masalah pengungsi Palestina di luar perbatasan Israel, dan juga menyerukan agar Hamas melucuti senjata agar Gaza tidak bersenjata. (hrs)