Paska serangan brutal israel ke Jenin, Mahmud Abbs presiden Otoritas Palestina mengundang faksi-faksi di Palestina menggelar pertemuan darurat di Kairo. Pertemuan yang berlangsung Minggu (30/7) kemarin dihadiri pemimpin gerakan Hamas, Ismail Haniah dan Mahmud Abbas yang juga petinggi gerakan Fatah dan beberapa faksi lainnya. Gerakan Jihad Islami memboikot pertemuan tersebut setelah menyaratkan pembebasan tawanan yang ditahan aparat Otoritas Palestina.
Haniah menyampaikan lima hal, yaitu pernyataan (kesepakatan) Oslo tak lagi relevan, fokus utama adalah mengakhiri penjajahan, semua pihak berjuang untuk kemerdekaan, adakan pemilu karena itu gerbang persatuan, Al-Quds sebagai isu sentral atas nama bangsa, umat dan kemanusiaan. Adapun Abbas, dalam sambutannya disamping menyampaikan keinginannya mengakhiri perpecahan, ia tetap dalam pendiriannya berjuang melawan isrel dengan cara damai, bukan dengan senjata seperti yang dilakukan Hamas dan faksi perlawanan lainnya. Sikap Abbas yang masih memposisikan Hamas sebagai pesaing dan sikapnya yang kooperatif dengan israel dan menangkapi anggota faksi-faksi perlawanan, dinilai telah menggagalkan terwujudnya rekonsiliasi.