New York – PBB bekerjasama dengan OKI dan berkoordinasi dengan delegasi negara untuk PBB di New York, mengadakan konferensi internasional tahunan ke-tujuh terkait permasalahan Al-Quds dengan tema “Aneksasi Praktis – Kehidupan Orang-Orang Palestina di Al-Quds” Pada Senin (29/7/2020), seperti yang dilansir oleh situs berita resmi Palestina wafa.ps pada Rabu (29/7/2020). Perlu diketahui, konferensi internasional itu akan diselenggarakan oleh Komite di Al-Quds.
Konferensi itu dibuka oleh Khaled Al-Khayari (perwakilan PBB serta Asisten Sekretaris Jenderal untuk Timur Tengah dan Asia Pasifik), Duta Besar Ali Al-Ghoutali(Direktur Administrasi Palestina dan Urusan Al-Quds di OKI), Riyadh Mansour (Perwakilan Tetap Negara Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York).
Dalam Pidatonya, Al-Mansour mengatakan bahwa sejarah munculnya permasalahan Palestina yang dimulai pada tahun 1940an. Al-Mansour menekankan bahwa melakukan aneksasi dalam pelanggaran-pelanggaran yang jelas terhadap hukum internasional dan resolusi-resolusi PBB sejak hari pertama penjajahannya di bumi Palestina.
Berkaitan dengan orang-orang Palestina Al-Mansour mencatat bahwa kesulitan-kesulitan ekonomi dan sosial akibat pelanggaran-pelanggaran zionis israel yang terus menerus di Tepi Barat, termasuk bagian timur Al-Quds terjajah, serta langkah-langkah untuk mengubah landmark kota bersejarah. Al-Mansour menekankan bahwa pentingnya melakukan langkah-langkah praktis terhadap tanggung jawab kepada zionis israel atas seluruh pelanggaran-pelanggaran kepada resolusi-resolusi internasional.
Dalam sesi pembuka disertai dalam sesi diskusi, sesi tersebut diikuti oleh oleh Maha Abdullah (Institut Kairo untuk Studi Hak Asasi Manusia di Al-Quds), Hajjat ‘Afran (Organisasi Peace Now di Al-Quds) dan Asama Khalil (Universitas Syracuse di Amerika Serikat). (wm)