“Selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan israel,” demikian Presiden Soekarno dengan gagahnya menyampaikan sikap penolakan terhadap entitas israel pada tahun 1962.
Bung Karno, sapaan akrab pendiri Bangsa Indonesia, merupakan tokoh pertama yang mengajarkan kita arti solidaritas mendukung Palestina. Pada saat itu, dirinya menyampaikan wujud dukungan terhadap bangsa Palestina, dengan mengusir entitas israel dari perhelatan Asian Games tahun 1962 di Jakarta.
Walaupun Bung Karno tahu akan ada konsekuensi yang harus diterima Indonesia, namun dirinya konsisten mendukung perjuangan Palestina. Sikap berani Bung Karno merupakan wujud seorang warga Indonesia dalam menjalankan salah satu cita-cita besar bangsa Indonesia, yakni turut ambil bagian dalam menciptakan perdamaian dunia.
Bung Karno melihat masih ada di dunia ini satu bangsa yang masih belum merdeka, suatu bangsa yang masih terjajah bernama Palestina. Bung Karno telah mengamalkan amanat konstitusi melalui pembukaan UUD 1945, selama masih ada bangsa yang terjajah, maka bangsa Indonesia mempunyai kewajiban untuk membelanya.
Selang beberapa dekade, perjuangan membantu Palestina terus terawat. Bentuk dukungan pun semakin banyak dan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya melalui kerja-kerja amal kemanusiaan (charity) untuk Palestina.
Kerja-kerja charity merupakan bagian yang cukup penting, mengingat kondisi di Palestina kian memprihatinkan. Palestina sebagain besar warganya, atau lebih dari 70%, hidup di luar tanah air tercintanya. Sebagian dari mereka ada yang hidup di kamp pengungsian, akibat diusir penjajah dari negaranya.
Di wilayah Gaza, yang luasnya tidak lebih dari kota Depok, bahkan lebih dari 12 tahun di-blockade oleh penjajah israel. Hal itu melumpuhkan sistem ekonomi, melemahkan pendidikan, berkurangnya pasokan energi, obat-obatan dan alat kesehatan serba terbatas serta semakin tipisnya bahan pangan.
Apakah kita warga Indonesia tega, lantas berdiam saja melihat kondisi Gaza yang kian hari kian memprihatinkan, akibat penjajahan? Tentu tidak.
Kerja-kerja charity juga membawa risalah wathoniyah, yakni risalah kebangsaan. Dan kita ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang ikut peduli dan terdepan dalam mengembalikan hak-hak rakyat Palestina sebagaimana hak-hak hidup warga negara lainnya.
Merawat amanah konstitusi sama halnya membantu warga Palestina yang hidup dibawah garis kemiskinan. Membantu memberikan pelayanan pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, menyediakan kebutuhan alat kesehatan dan obat-obatan, memberikan pasokan air layak minum, memberikan alternatif penerangan, membantu anak yatim dan keluarga miskin serta banyak sekali kerja-kerja charity membantu Palestina.
Barangkali Bung Karno akan bangga melihat generasi menerusnya, yang meneruskan perjuangannya mengamalkan konstitusi. Dirinya pasti bangga melihat negeri Indonesia nun jauh di timur sana, senantiasa menghadirkan harapan (hope), berbagi senyum kebahagiaan (smile), untuk masa depan (future) Palestina yang lebih baik lagi.
Penulis : Yogi Prastiyo