Al-Quds. Kesepakatan Abad Ini yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan sebuah negara Palestina yang tidak berdaulat. Hal ini dikarenakan negara Palestina yang termaktub dalam “Kesepakatan Abad Ini” tidak memiliki tentara serta tidak menyebut bagian timur Al-Quds sebagai ibukotanya. Berita ini dilansir oleh situs media middleeastmonitor.com pada Senin (27/1/2020).
Mengutip dari surat kabar zionis israel, Yedioth Ahronoth, Trump menduga otoritas Palestina, PLO dan Presiden Mahmud Abbas akan menolak kesepakatan tersebut.
Oleh karena itu, Trump akan memberikan kesepakatan tersebut sebagai periode persiapan selama 4 tahun, dengan harapan penerus Abbas mendatang dapat menerima penuh kesepakatan ini.
Dikutip dari keterangan para pejabat zionis israel, Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa negara Palestina non-berdaulat akan terdiri dari 70 persen wilayah Tepi Barat terjajah, dengan ibukotanya yaitu Shuafat.
Al-Quds yang berada di dalamnya Masjid Al-Aqsha dan situs suci lainnya akan tetap berada di bawah kendali zionis israel. Situs-situs orang-orang Muslim dan Nasrani akan dikelola bersama oleh zionis israel dan otoritas Palestina.
Antara 30% dan 40% wilayah zona “C” di Tepi Barat terjajah akan dianeksasi oleh zionis israel. 15 permukiman yahudi zionis israel akan diisolasi dan 60 pos permukiman yang dihuni oleh 3.000 pemukim israel akan dibongkar
Kesepakatan ini juga akan menetapkan bahwa negara Palestina tidak akan dapat mengendalikan kedaulatan udara, perbatasan maupun perlintasan. Negara Palestina tersebut juga tidak dapat memiliki kekuatan untuk mengadakan perjanjian apapun dengan negara-negara asing. (wm)