Yerusalem – Israel pada Ahad (7/1) waktu setempat, melarang perwakilan dari 20 Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk bekerja di negara tersebut. Ini karena mereka mendukung kampanye yang menentang pendudukan atas Palestina. Menurut harian Israel, Haaretz, Israel telah menerbitkan daftar hitam atas 20 organisasi, termasuk sebelas LSM Eropa dan enam LSM AS, karena dukungan mereka terhadap gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Stasiun televisi Israel, Channel 7 mengutip Menteri Urusan Strategis Gilad Erdan yang mengatakan, organisasi yang mendukung gerakan BDS dilarang untuk memasuki wilayah-wilayah yang diduduki Israel. “Kami (LSM) telah beralih dari pertahanan ke pelanggaran. Organisasi boikot harus tahu bahwa negara Israel akan bertindak melawan mereka dan tidak membiarkan mereka memasuki wilayahnya,” kata Erdan seperti yang dilansir di Anadolu Agency, Senin (8/1).
Organisasi yang masuk dalam daftar hitam Israel di antaranya Asosiasi Solidaritas Prancis-Palestina, Perang Bersenjata Inggris, BDS Prancis dan Italia, Koordinasi Komite dan Asosiasi Eropa untuk Palestina, Friends of Al-Aqsa, Kampanye Solidaritas Irlandia, American Friends Service Committee, Muslim Amerika untuk Palestina, Suara Yahudi untuk Perdamaian, Kode Merah Muda, dan Pelajar Nasional untuk Keadilan Palestina.
Lebih lanjut, Haaretz melaporkan, BDS Chili dan Afrika Selatan juga ada dalam daftar tersebut. Gerakan BDS merupakan kampanye global untuk memberi tekanan ekonomi dan politik lebih besar kepada Israel, guna mengakhiri pelanggaran hukum internasional.
Kampanye tersebut diluncurkan untuk mengakhiri dukungan internasional atas penindasan Israel terhadap rakyat Palestina dan menekan Israel untuk mematuhi hukum internasional. Musisi seperti Roger Waters dan Elvis Costello juga telah membatalkan pertunjukkannya di Israel untuk mendukung kampanye tersebut.
Sumber: Republika