Palestina – Penulis penjajah israel mengatakan “saat Presiden AS Donald Trump berbicara tentang kedatangan turis muslim ke masjid Al-Aqsha. Setelah kesepakatan dengan UEA, para intelejen penjajah israel merasa lebih pesimis dan menyatakan kekhawatirannya mengenai ketegangan yang diperkirakan akan terjadi di tempat suci tersebut, karena pidato Trump terkait Al-Quds membuat khawatir orang-orang Palestina dan Yordania”, seperti yang dilansir oleh laman situs arabi21.com, Selasa (6/10/2020).
“Para pencari perdamaian terbesar di zionis israel tidak dapat terus acuh dengan gambar karikatur anti-semit yang tersebar di surat kabar arab, termasuk Mesir dan Yordania, yang merupakan penandatangan kesepakatan damai dengan penjajah israel. Gambar ini terfokus pada apa yang dianggap sebagai ancaman zionis israel terhadap tempat suci Al-Syarif, dimana tempat masjid Al-Aqsha berada,” tambah Nati Yafit dalam laporannya di situs penjajah israel yang diterjemahkan oleh arabi21.com.
“Apa yang digambarkan orang-orang arab dan muslim dalam persekongkolan melawan Al-Aqsha adalah upaya penjajah israel untuk menghancurkan masjid Al-Aqsha dan membangun kuil ketiga sebagai gantinya, serta sloga Al-Aqsha dalam bahaya telah dianut dalam beberapa dekade terakhir oleh tokoh islam di dalam Palestina maupun di luar Palestina,” tegasnya. Pada saat yang sama dalam dekade terakhir peningkatan jumlah yahudi yang beribadah di wilayah tersebut, meningkatkan ketegangan dengan orang-orang Palestina. Dalam segi politik, status tempat suci ini menjadi batu perselisihan yang besar antara orang-orang zionis israel dan orang-orang Palestina, serta menyebabkan krisis yang terus berlanjut dengan Yordania, pihak yang bertanggungjawab dengan urusan agama di tempat suci, melalui administrasi wakaf,” jelasnya. (wm)