Al Quds (17/11) – Aliansi Gerakan Nasional-Islam Palestina di kota al Quds menetapkan haris senin ini sebagai “hari kemarahan” untuk memprotes pembunuhan terhadap seorang pemuda Al Quds, Yusuf al Ramuni. Insiden ini memicu bentrokan antara pemuda-pemuda Palestina yang marah dan pasukan penjajah israel di beberapa wilayah kota.
Aliansi Gerakan Nasional dan Islam -yang merupakan koalisi gerakan Fatah, Hamas, Front Rakyat untuk Kemerdekaan Palestina dan Front Demokrasi untuk Kemerdekaan Palestina- mengumumkan mogok masal pada hari senin di kota Al Quds atas tuduhan mereka kepada para pemukim yahudi yang telah membunuh al Ramuni (32 tahun), seorang pemuda asal Al Quds timur. Sekaligus mengancam akan membalas kejahatan para pemukim.
Perlu dicatat bahwa jasad Yusuf al Ramuni ditemukan pada pagi hari dalam kondisi lehernya tergantung oleh seutas tali di dalam bus yang ia kemudikan, di kawasan industri Givat Shaul di Al Quds.
Sementara polisi israel menganggap bahwa ini adalah peristiwa bunuh diri. Teman-teman Yusuf menyangkal dugaan ini, mereka menegaskan bahwa ia ditemukan tergantung pasca diserang oleh 6 orang pemukim yahudi.
Sementara itu, Ashim al-Faqih, salah seorang teman Yusuf, mengatakan bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa Yusuf benar-benar digantung di dalam bus. Salah satunya adalah luka memar di sekujur tubuhnya yang menegaskan bahwa ia dikeroyok oleh beberapa orang.
Pasca ditemukannya jasad Yusuf, wartawan Aljazeera melaporkan bahwa terjadi bentrokan antara pasukan penjajah Israel dan para pemuda Palestina yang marah.
Begitu juga kantor berita Anadol mengabarkan dari para saksi mata bahwa telah terjadi bentrokan di daerah Abu dis dan Aizariyyah di Al Quds timur antara para pemuda Palestina dan pasukan Israel yang menembakkan gas air mata.
Ketegangan di kota Al Quds semakin meningkat pasca penyerangan yang dilakukan israel terhadap masjid Al Aqsha. Kemudian aksi ini dibalas oleh warga Palestina dengan melakukan operasi penusukan dan penabrakan terhadap para pemukim israel di Al Quds, Tepi barat dan Tel Aviv.
Sumber: aljazeera.net