Selama bumi masih berputar, dunia dan sejarah kemanusiaan akan mengikuti tiada henti. Jatuh bangun peradaban manusia pun silih berganti. Adakalanya suatu peradaban tertentu meraih puncaknya dibanding yang lain. Ia tampak mengendalikan dan mendikte arah kehidupan peradaban lain dalam setiap sendinya.
Zionis israel adalah salah satu contoh peradaban manusia yang sekarang, suka atau tidak suka, dalam posisi mempengaruhi peradaban lainnya di muka bumi. Dimulai dengan cengkraman gurita keuangan ribawi, manipulasi politik dan degradasi moral.
Tidak ada konflik di muka bumi yang tidak melibatkan konspirasi yahudi. Mulai dari revolusi Perancis, Rusia, Amerika, Perang Dunia ke 1, Perang Dunia ke 2, konflik Palestina dan Timur Tengah dan lain sebagainya.
Indonesia pun tidak lepas dari pengaruh zionis israel. Sejak kehadiran VOC, penjajahan Belanda, Orde Lama, Orde Baru dan Orde Reformasi, cengkraman itu demikian terasa.
Awal mulanya Yahudi masuk ke Indonesia melalui perdagangan dengan bendera VOC, yang notabene representasi dari gurita perdagangan Yahudi Eropa yang berpusat di Belanda. Meninggalkan warisan sistem perdagangan Kapitalis dan memperkenalkan agama Yahudi, salah satunya dengan didirikannya Sinagog yang sekarang dikenal sebagai gedung Bappenas di Jakarta.
Pada zaman Orde Lama, konspirasi zionis israel mendapatkan perlawanan keras dari Bung Karno. Keengganan Indonesia untuk mengakui dan menjalin hubungan membuat israel makin tidak diterima oleh negara-negara berkembang pada saat itu. Bahkan tekanan ekonomi lewat Amerika pun tidak membuat beliau bergeming. Hingga akhirnya Bung Karno ditumbangkan oleh Orde Baru yang menurut banyak pihak, sangat kental dengan keterlibatan pihak Barat.
Ketika Orde Baru memimpinlah, pengaruh zionis israel tersebar luas. Tak lama setelah Soeharto menjadi presiden, diadakanlah konferensi di Jenewa, Swiss pada bulan November 1967 yang dihadiri Menteri Luar Negeri Indonesia Adam Malik dan Menteri Ekonomi Sultan Hamengku Buwono menghadapi pengusaha besar dunia yang dipimpin konglomerat Yahudi, David Rockefeller. Sejak saat ini konsorsium perusahaan dan perbankan internasional Yahudi berinvestasi di Indonesia, seperti Freeport yang pada hari ini mempunyai kekayaan 2.400 trilyun.
Di bidang Militer pun pengaruh ini demikian jelas. Salah satunya Indonesia pada tahun 1980 diam-diam pernah membeli pesawat tempur Skyhawk yang dipakai israel dalam perang Enam Hari.
Cerita berbeda juga terjadi di sektor perdagangan. Produk-produk dari israel bisa melenggang masuk wilayah Indonesia. Begitu juga sebaliknya. Aktivitas perdagangan kedua negara tetap terjalin meski keduanya tidak terikat dalam hubungan diplomatik resmi.
Menurut BPS, transaksi ekspor lemak nabati Indonesia ke israel dalam lima bulan pertama 2018, berjumlah USD 13.117.533, alas kaki senilai USD 6.404.373, karet dan barang dari karet senilai USD 4.704.578.
Fakta-fakta di atas bahkan belum membahas pengaruh zionis israel dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan lain sebagainya. Hal ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa ternyata Indonesia, walau tidak mengakui israel secara diplomatik, ternyata telah menjalin hubungan yang mesra dengan israel.
Maka ada tiga kesimpulan mengenai fakta di atas, yaitu ; pertama, israel mendorong lahirnya politikus pro israel dan mempengaruhi kebijakan politik Indonesia. Kedua, menggoyang sistem ekonomi negara dan membuat ketergantungan dengan jaringan IMF dan bank dunia yg notabene bentukan zionis israel. Ketiga, memperbanyak manipulasi keilmuan dan melahirkan pakar keilmuan yang mengaburkan konteks dari penjajahan atas Palestina.
Penulis : Pegiat Palestina, Iskandar Samaullah