Lebih dari 10 tahun sudah blokade ditimpakan dengan penuh kezaliman terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Blokade itu menjadi penjara terbesar dalam sejarah dunia. Bangsa barat dan bangsa Arab adalah yang paling bertanggungjawab terhadap perlakuan yang tidak manusiawi tersebut.
Laporan Konferensi PBB tentang Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mendapati blokade sepuluh tahun oleh Israel terhadap jalur Gaza membuat tidak mungkin bagi penduduk Palestina di sana membangun ekonomi mereka. Organisasi PBB itu mengingatkan, wilayah kecil itu dalam waktu tidak lama bisa menjadi tidak layak dihuni manusia tahun 2020 jika keadaan sekarang tidak diatasi.Anehnya justru PBB menginginkan warga Jalur Gaza ini meninggalkan wilayah tersebut.
Sekitar 2 juta jiwa warga Gaza terkurung menyedihkan tanpa bisa berbuat banyak. Sungguh merupakan satu bentuk kezaliman yang luar biasa di tengah-tengah kemajuan berbangsa dan bernegara, disaat semua negara-negara di Asia dan Afrika sudah menikmati kemerdekaannya namun masih terdapat bangsa yang dijajah dan diblokade.
Hari ini dunia masih tidak bergeming untuk menyelesaikan blokade ini, situasi di Jalur Gaza telah bertambah parah dari jam ke jam, sementara perhatian telah beralih ke belahan lain dunia. Sekarang di sana terdapat 64 persen pengangguran boleh jadi ini menjadi rekor pengangguran terbesar di dunia.
Dampak buruk lainnya dari blokade selama beberapa bulan belakangan ini, telah diumumkan bahwa 95 persen air di Jalur Gaza tak bisa diminum dan pemadaman listrik terjadi sangat lama setiap hari, kondisi yang mengakibatkan serangkaian kemunduran dalam kesehatan warga, pembangunan kembali dan kondisi kejiwaan rakyat Jalur Gaza. Semuanya iniĀ yang dipandang sebagai bentuk penjajahan yang berterusan dan sekaligus penghalang utama bagi pertumbuhan ekonomi Palestina.
Yang harus dilakukan segera adalah mencabut blokade terhadap Jalur Gaza, karena itu menjadi sarat utama untuk menghubungkan Palestina dengan akses dunia luar. Kalau langkah itu yang dilakukan maka dunia akan memberikan perhatian penuh terhadap kejahatan yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza dan bangsa Palestina.
Ternyata warga Gaza tidak saja diblokade, bahkan selama blockade 10 tahun itu mereka diserang dengan dahsyat sebanyak 3 kali. Terjadilah perang asimetris antara Israel yang didukung penuh oleh barat melawan warga Gaza tahun 2008, 2012 dan 2014 itulah puncak strategi penindasan untuk memaksakan kehendak. Penyiksaan yang dirasakan rakyat di Jalur Gaza nyaris tidak pernah didengar oleh dunia.
Para penduduk Jalur Gaza tidak akan mampu hidup bertahan dibawah blokade. Hidup mereka tidak boleh dihantui dengan pembantaian dan larangan merdeka. Mantan Kepala Biro Politik Hamas Khalid Meshal mengatakan gerakannya menginginkan Israel mengakhiri blokade di Gaza tanpa negosiasi langsung.
Berbicara kepada televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar, Mashal mengatakan, “Sebagaimana Israel dengan terpaksa harus meninggalkan Gaza, begitu juga mereka harus memberikan kepada kami tanah dan kedaulatan.”
Kita berdoa kepada Allah swt semoga blokade terhadap Gaza ini segera berakhir sehingga mereka dapat menghirup udara bebas sebagaimana bangsa-bangsa di dunia ini telah menikmati kemerdekaannya.
Penulis : Dr. Muqoddam Cholil, MA