Kurban adalah penyembelihan hewan tertentu. Seperti unta, sapi, kerbau dan kambing dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengharapkan ridho dari-Nya yang dilakukan pada waktu tertentu yaitu setelah sholat Idul Adha dan hari hari Tasyrik (11,12,13 Hijriyah). Kurban merupakan perintah Allah yang wajib bagi yang mampu, sebagaimana firman-Nya, Artinya : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni’mat karunia yang sangat banyak. Maka sholatlah karena tuhanmu dan berkurbanlah. Sungguh orang yang membencimu akan terputus (dari rahmat Allah SWT”. QS. Al-Kausar.
Tentang keutamaan berkurban, Rasulullah menjelaskan: “Tidak ada satu perbuatan yang dilakukan manusia pada hari nahr (hari raya idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah SWT daripada penyembelihan hewan kurban, sungguh kurban itu akan hadir pada hari kiamat lengkap dengan tanduk, kuku dan bulunya. Dan sungguh darahya telah sampai kepada Allah Azza wa Jalla sebelum darah itu menyentuh tanah, maka berbahagialah dengan sembelihan kalian” HR. Al-Hakim, ibnu Majah dan Turmudzi.
Ibadah kurban tidak dibatasi oleh ruang dan tempat, kurban bisa dilakukan dimana saja. Dikampung halaman sendiri atau di negeri yang jauh pun tidak ada halangan dalam berkurban. Tinggal kita mantapkan niat ikhlas lillahi ta’ala, bismillah kita berkurban.
Namun jika kita melihat dari sisi kemanfaatan, maka ada kondisi-kondisi sosial kemanusiaan tertentu yang layak mendapatkan perhatian lebih. Bencana dan konflik seringkali menyebabkan penderitaan dan kemiskinan yang berkepanjangan. Kurban sebagai salah satu ibadah yang kental dimensi sosial bisa dioptimalkan untuk meringankan beban derita yang mereka alami.
Palestina, Negeri Terjajah dan Paling Menderita
Fakta bahwa bangsa Palestina hingga saat ini masih hidup di bawah kekerasan dan kedzaliman adalah suatu yang tak terbantahkan. Sejak tahun 1948 Palestina resmi dijajah Zionis Israel. 750 ribu rakyat Palestina menjadi bangsa pelarian yang terlunta-lunta. Mayoritas mereka mengungsi ke negara-negara tetangganya Lebanon, Suriah, Jordania dan Mesir. Fakta menunjukkan bahwa para pengungsi Palestina adalah prosentasi pengungsi terbesar di dunia jika dibandingkan dengan jumlah penduduknya.
Dipengungsian nasib mereka tidak jelas. Para pengungsi Palestina bahkan sudah beranak cucu, jumlah mereka lebih dari 5 juta orang. Sebagian masih menempati kemah-kemah yang tidak layak huni. Oleh karena itu melakukan ibadah kurban di tanah-tanah pengungsian yang dihuni bangsa Palestina itu merupakan sebuah ibadah mulia karena dapat meringankan sebagian beban hidup mereka dan menebar rasa kasih sayang dari jutaan pengungsi yang menderita itu.
Palestina, Tragedi Kemanusiaan Paling Mengenaskan
Kejahatan Zionis Israel yang dilakukan terhadap bangsa Palestina tidak pernah berhenti hingga hari ini. Penistaan rumah ibadah terutama masjid Al Aqsa, pembunuhan, pemenjaraan, pengusiran, blokade, penggusuran tanah dan rumah dan sederet kedzaliman lainnya terus ditimpakan kepada bangsa Palestina.
Yang masih lekat diingatan kita, agresi besar-besaran yang dilakukan Zionis pada tahun 2014 di Jalur Gaza menyisakan penderitaan yang tidak kunjung selesai; puluhan ribu rumah warga masih hancur, ribuan anak-anak dan fakir miskin tersebar di Jalur Gaza menempati barak-barak kumuh yang tidak layak huni. 40% warga Jalur Gaza saat ini terpaksa menganggur. Kerusakan akibat penyerangan-penyerangan militer ini semakin diperparah dengan blokade ketat yang ditimpakan Israel dan kebijakan penutupan perlintasan Rafah Mesir yang kurang berpihak bagi kemaslahatan rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Dalam angka, agresi Zionis Israel ke Jalur Gaza tahun 2014 masih menyisakan luka yang dalam; korban meninggal dunia 2.147 diantaranya 530 anak-anak, 302 perempuan, 23 perawat, 16 wartawan, 11 dari pegawai PBB (UNRWA), korban luka-luka 10.870 antara lain 3.303 anak-anak, 2.101 perempuan. Pengeboman biadab Israel, antara lain, 8.210 pengeboman roket, 15.736 pengeboman dari laut, 36.718 pengeboman darat. Sehingga menyebabkan kerusakan tempat tinggal, terdiri atas 17.132 hancur, 2.465 diantaranya hancur total, 14.667 hancur sebagian. Belum lagi kerusakan infrastruktur lainnya seperti kantor-kantor pelayanan umum; rumah sakit, sekolah, pabrik-pabrik dan lainnya.
Maka berkurban di Jalur Gaza merupakan sebuah amal saleh dan usaha terpuji. Bangsa Palestina adalah bangsa yang paling menderita oleh karena itu membantu mereka dengan berkurban di sana selain sebagai bentuk menyambut seruan Allah pada saat yang sama juga kita membantu saudara-saudara muslim yang hidup dalam kondisi serba sulit dan menderita karena kedzaliman dan penyengsaraan yang massif.
Berkurban di Palestina tidak mesti di Jalur Gaza dan Al-Quds hal itu karena sebaran pengungsi Palestina di luar jauh lebih banyak jika dibandingkan di tanah pendudukan tahun 1948 maupun di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bantuan atau kurban bisa dilakukan di Lebanon, Suriah, Jordania, Mesir bahkan di Turki yang terdapat banyak pengungsi Palestina. Sebagian mereka masih tinggal di tenda-tenda dan kamp-kamp pengungsi yang menyedihkan.
Penulis: Dr. Muqoddam Cholil, MA*
*) Pakar Dunia Islam dan Palestina