Libanon – Gerakan Boikot di Libanon pada Jum’at (2/10/2020) mengeluarkan pernyataan menolak pengakuan apapun atas batas teritorial entitas zionis israel, baik di darat, laut maupun udara, seperti yang dilansir dari laman situs arab48.com, Sabtu (3/10/2020). Entitas zionis harus dilenyapkan melalui perlawanan dan boikot nasional serta dengan seluruh bentuk perjuangan nasional hingga internasional, agar Palestina dan seluruh wilayah arab terjajah kembali dikendalikan oleh bangsanya sendiri.
Pernyataan ini dilansir setelah Ketua Parlemen Libanon mengumumkan “kesepakatan kerangka kerja” telah tercapai untuk membatasi perbatasan Libanon bagian selatan di darat dan di laut pada Kamis (1/10/2020). Gerakan ini menambahkan bahwa tindak lanjut perundingan “tidak langsung” dengan pihak zionis israel akan diikuti oleh pihak militer Libanon dengan naungan Presiden Republik Libanon dan dengan pemerintah manapun yang akan datang, melalui perantara Amerika Serikat (AS). Pertemuan-pertemuan ini akan dilakukan di kantor PBB di Naqoura. Kesepakatan kerangka kerja tersebut didasarkan pada pengalaman positif atas tiga mekanisme yang telah ada sejak Pemahaman April 1996 dan resolusi Dewan Keamanan nomor 1701.
Gerakan ini menambahkan bahwa perundingan Libanon apaun dengan pihak musuh tidak boleh terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama mengenai kondisi demarkasi perbatasan dengan entitas zionis israel yang menjajah wilayah Palestina. Hal tersebut dikarenakan karena negosiasi ini akan menyetujui dukungan proses normalisasi Arab yang bergejolak saat ini, yang dilakukan untuk memuaskan keinginan Trump jelang pemilu AS. Pernyataan ini menegaskan kepada pejabat Libanon agar secara terbuka menyatakan keyakinannya terhadap permasalahan pembebasan seluruh wilayah Palestina. (wm)