Permasalahan paling utama yang menjadi akar perselisihan Palestina vs israel adalah karena zionis israel telah menjajah, merampas dan menodai bumi suci umat islam, serta mengusir dan membantai penduduknya. Permasalahan ini tidak akan akan pernah selesai selama penjajahan itu dibiarkan dan dibenarkan. Apalagi jika ada pihak yang berupaya memberikan legalitas dan pengakuan terhadap eksistensi israel di tanah yang bukan menjadi hak mereka.
Pemberian negara kepada zionis israel [solusi 2 negara] sebagai solusi dan upaya perdamaian yang ditawarkan PBB adalah sesuatu yang tidak bisa diterima dan tidak masuk akal, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam sepenuhnya, bukan milik mereka dan bukan milik israel yang dapat diserah terima begitu saja. Apalagi dengan dalih perdamaian? Perdamaian yang bagaimana dan atas dasar apa? Sampai sekarang israel bahkan menapikan segala hak warga Palestina, baik hak untuk hidup, maupun hak menempati tanah air mereka. Solusi dua negara yang berat sebelah, kecundang dan tak berkeadilan.
Ketika Umat Islam melakukan perlawanan terhadap israel, perlawanan tersebut bukan atas dasar kebencian etnis, bukan karena keyahudian mereka. Karena dasar hubungan umat Islam dengan Yahudi adalah hubungan dengan ahli kitab atau ahli dzimmah yang dipayungi prinsip-prinsip keadilan. Bangsa Yahudi hidup aman tentram mendapatkan hak-hak meraka seutuhnya di dunia Islam, termasuk di Palestina. Justru gerakan rasisme anti Yahudi atau Anti Semit itu berkembang di Eropa dan di negara-negara Barat, bukan di dunia Islam. Fakta ini seperti yang diungkap oleh Dr. Muhsin Sholih dalam buku beliau, ’40 Fakta Tentang Palestina’. Gerakan anti Semit inilah yang membuat Yahudi internasional meminta perlindungan dan suaka kepada dunia atas sikap diskrimatif yang mereka terima di Eropa. Yang paradoks adalah israel menentang gerakan rasisme Nazi di Eropa, sementara mereka memimpin pembantaian etnis di bumi Palestina.
Sikap perlawanan umat Islam terhadap zionis israel tiada lain didasarkan karena penjajahan, perampasan, penistaan dan pembantaian yang mereka lakukan terhadap rakyat dan bumi Palestina. Sudah 70 tahun israel mengagresi bumi suci al-Quds, ratusan ribu jiwa melayang, jutaan terluka, tak terhitung yang dipenjara dan teraniaya. Sebagian besar penduduk Palestina tinggal di barak-barak pengungsian.
Maka selama israel menerapkan penjajahan dan perampasan, selama itu pulalah mereka akan berhadapan dengan perlawanan. Dan Umat Islam tidak akan mendiamkan entitas apapun di dunia ini yang mengusung penjajahan dan penindasan.
Islam adalah agama damai dan mengajarkan perdamaian, seperti mana akar nama Islam itu sendiri berasal dari kata ‘Salam’ yang artinya perdamaian. Salam yang mereka ucapkan adalah keselamatan dan perdamaian. Bahkan salah satu nama-nama Allah, Tuhan yang mereka sembah adalah ‘As-Salam’. Bagaimana mungkin agama yang damai mendorong kepada terorisme, penjajahan, dan permusuhan.
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A