Penistaan terhadap masjid Al-Aqsha terus dilakukan oleh zionis israel. Bentuknya beragam, seperti penyerbuan oleh para pemukim israel, penutupan tempat-tempat ibadah di dalam masjid Al-Aqsha, pembatasan akses masuk bagi para jamaah Palestina dan penggalian di bawah masjid Al-Aqsha dan Al-Quds.
Penggalian ini merupakan kegiatan yang telah lama dilakukan oleh zionis israel. Zionis israel berdalih penggalian terowongan untuk menemukan peninggalan yang mereka klaim sebagai Kuil Sulaiman. Penggalian pertama dilakukan oleh ekspedisi Prancis arkeolog Desolce pada tahun 1836. Penggalian ini berlangsung di makam para raja. Dari hasil penggalian ini, arkeolog prancis tersebut mengklaim bahwa para raja berasal dari zaman Nabi Daud.
Pada tahun 1867-1870, lembaga arkeologi dari Inggris memulai menggali puluhan lokasi di Al-Quds dan sekitar masjid Al-Aqsha. Penggalian ini dipusatkan di sekitar wilayah Masjid Al-Aqsha bagian barat dan kawasan kota Silwan. Salah satu arkeolog inggris terkenal yang ikut serta dalam penggalian ini adalah Kolonel Charles Warren. Saat itu, penggalian dilakukan di beberapa sumur air yang terhubung dengan mata air Silwan. Penggalian mengarah ke tembok masjid Al-Aqsha bagian timur, selatan dan barat. Pada periode mandataris inggris di Palestina, penggalian terowongan juga dikerjakan di kota tua Al-Quds pada tahun 1923-1928.
Pasca zionis israel menjajah Al-Quds, pada akhir tahun 1967 hingga permulaan tahun 1948, zionis israel melakukan penggalian terowongan yang lebih besar pada wilayah bagian selatan dan bagian barat masjid Al-Aqsha. Penggalian terowongan dikerjakan hingga mencapai 14 meter. Namun, dari sekian banyak yang dilakukan oleh para arkeolog dunia tersebut, tidak ada satupun bukti, baik secara historis maupun arkeologis yang menegaskan bahwa kuil Sulaiman pernah berdiri di tempat tersebut. Akan tetapi hingga saat ini penggalian terus dan semakin massif dilakukan.
Saat ini, Pada tanggal 30 Juni 2019, perwakilan AS menghadiri upacara pembukaan terowongan yang baru selesai dibuat oleh zionis israel. Terowongan yang telah selesai ini melewati kota Silwan dan memiliki panjang dari sumur sejarah Silwan menuju ke dasar masjid Al-Aqsha dan pelataran Tembok Buraq. Terowongan yang baru saja selesai itu merupakan bagian dari rencana “Shalem”, dimana bertujuan untuk menguatkan eksistensi zionis israel di kota tua, Al-Quds.
Selain untuk mengungkapkan peninggalan Haikal Sulaiman yang diklaim oleh orang-orang zionis israel. Misi utama lainnya dalam penggalian terowongan tersebut adalah untuk menghilangkan bukti adanya peninggalan islam dan arab kuno di Al-Quds, serta memberikan paradigma bahwa terdapat bukti keterikatan Yahudi dengan Al-Quds.
Keistimewaan Masjid Al-Aqsha sebagai kiblat pertama umat Islam menjadi sasaran utama yang akan dirobohkan oleh zionis israel dalam membangun kuil sulaiman. Sarana yang digunakan untuk mewujudkan rencana ini dengan mengadakan penggalian yang massif. Indikator ini dapat dilihat dari bukti-bukti kerusakan pada dinding masjid Al-Aqsha yang ditimbulkan oleh penggalian massif zionis israel. Keberadaan masjid Al-Aqsha mengalami ancaman yang nyata dan tidak dapat dibiarkan. Maka, dengan kerusakan tersebut, sudah sepatutnya umat Islam bersatu dan sadar akan bahaya-bahaya yang disebabkan penggalian terowongan zionis israel. Umat islam seyogyanya melakukan aksi-aksi nyata yang mendukung dan menentang segala bentuk serangan zionis israel terhadap masjid Al-Aqsha, melalui kajian-kajian kepalestinaan dan menyebarkan segala peristiwa yang terjadi di masjid Al-Aqsha.
Oleh : Wadil Muqaddasi Tuwa