Sejarah dunia kemanusiaan pasti akan terus mencatat, tragedi yang menyayat hati seorang anak Gaza, Palestina, yang bernama Muhammad menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan sang ayah Jamal Ad-Durrah, pada 30 September 2000.
Tragedi itu terjadi di persimpangan Netzarim, salah satu lokasi paling mengerikan di Jalur Gaza. Terletak di persimpangan antara jalan utama Palestina dan rute yang dikendalikan oleh tentara israel yang mengarah ke pemukiman yahudi.
Dilansir dari BBC, bocah yang dikenal dengan Muhammad al-Durrah, kala itu terjebak bersama sang ayah saat baku tembak antara pasukan israel-Palestina meletus di Jalur Gaza. Dalam rekaman ditunjukkan bagaimana Muhammad dan ayahnya saling berpelukan, sebelum dihujani peluru tentara zionis yahudi.
Dari kejauhan, detik-detik menakutkan saat ajal menjemput bocah malang Palestina itu direkam oleh reporter televisi Prancis itu.
Tayangan memilukan tersebut kemudian beredar, diputar berulang kali di televisi dunia. Menunjukkan bagaimana Muhammad dan ayahnya, Jamal, meringkuk di balik tong logam kecil ketika hujan peluru terjadi.
Jamal bahkan terlihat melambaikan tangan pertanda putus asa kepada tentara israel di sisi lain jalan, ketika buah hatinya berteriak ketakutan di sampingnya. Hingga akhirnya nyawa salah satu dari mereka meregang.
Dunia pun mengutuk isi tayangan berdurasi 59 detik yang awalnya disiarkan di televisi Prancis dengan sulih suara Charles Enderlin.
Sementara setelah pemakaman yang sangat emosional, Muhammad dielu-elukan di seluruh dunia Arab dan Muslim sebagai syuhada.
Sampai-sampai tragedi pembunuhan Muhammad Ad-Durrah ini dikenang untuk dijadikan prangko resmi di Jordania.
Kisah seorang anak Palestina pada pusaran penjajah israel masih terus ada. Anak-anak yang menjadi korban seperti Ad-Dhurrah disatu sisi adalah simbol dari aksi brutal pendudukan israel, namun disisi lain juga sebagai pemantik perjuangan yang terekam melalui perangko.
Kisah seorang anak Palestina masih terus ada sampai saat ini, bahkan pada peristiwa Aksi Kepulangan Akbar atau (Great Return March) salah satu bocah Gaza yang menginspirasi dunia. Namanya Ayyasy, dia ikut digaris terdepan aksi damai kepulangan akbar. Ia menggunakan masker seadanya dan daun bawang untuk mengurangi perihnya gas airmata yang dimuntahkan oleh peluru tentara penjajah yahudi.
Tercatat pada Aksi Kepulangan Akbar di Gaza pada 6 April 2018, sebanyak 88 anak-anak Palestina terluka akibat tembakan peluru karet maupun gas air mata.
Disamping sebagai korban luka, anak-anak kerap menjadi korban tawanan. Data per agustus 2018, sebanyak 270adamir.org anak-anak Palestina menjadi tawanan penjajah israel. Alasan penangkapannya karena mereka turut jadi bagian dalam melawan penjajahan dan penindasan, baik dengan melempar batu maupun melukai tentara penjajah dengan ketapel.
Penulis : Zakaria Maulana Alif