Ramallah – Korban tewas di Palestina terus meningkat hampir setiap hari. Ini membuat warga Palestina di Tepi Barat gelar peringatan dan acara solidaritas bersama protes terus berlangsung. Sebabnya dari Kebijakan Israel yang menghancurkan rumah sebagai hukuman.
Di pusat kota Ramallah, aktivis telah mengumpulkan dana untuk membangun kembali rumah Muhannad al-Halabi. Pada tanggal 3 Oktober, al-Halabi (19 tahun) ditembak mati oleh pasukan Israel setelah diduga melakukan serangan menusuk di Kota Tua Yerusalem. Awal bulan ini pasukan Israel menghancurkan al-Halabi rumah keluarga di desa Surda dekat Ramallah.
Kebijakan Israel melaksanakan penghancuran rumah dihentikan pada tahun 2005 setelah lebih dari 650 rumah (statistik B’Tselem) dihancurkan selama Intifada Kedua, tapi ini ‘balas dendam’ penghancuran dilanjutkan lagi pada akhir 2014. Hukuman kolektif terhadap warga sipil di wilayah pendudukan wilayah sangat dilarang dalam hukum Internasional.
Menurut Otoritas Palestina, lebih dari 160 warga Palestina telah tewas oleh pasukan Israel dan pemukim selama empat bulan terakhir dan lebih dari 15.000 terluka.
Pawai dan aksi solidaritas lainnya tertahan di Ramallah dan kota-kota lain di Tepi Barat mengingat mereka yang telah tewas. Aktivis dan kelompok-kelompok pemuda telah membanjiri jalan-jalan sambil membawa poster yang berupa foto, dan nama-nama para korban baru-baru ini.