Selama masa awal negara Israel setelah perang, Golda Meir memainkan peran penting baik dalam negosiasi dan penggalangan dana.
Dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk mengumpulkan uang dan mampu menghimpun delapan kali lebih banyak dari yang diharapkan.
Dia juga menyamar sebagai seorang wanita Arab beberapa hari sebelum Israel mendeklarasikan diri sebagai negara untuk mengunjungi Raja Yordania, untuk mendorongnya agar tidak bergabung dengan negara-negara Arab lainnya saat mereka menyatakan perang terhadap Israel.
Raja Yordania lantas meminta Meir agar tidak terburu-buru mendeklarasikan sebuah negara Yahudi, yang dijawab Golda Meir, “Kami sudah menunggu selama 2.000 tahun. Apakah itu terburu-buru?”
Golda Meir adalah salah satu dari dua puluh empat penandatangan Deklarasi Kemerdekaan Israel pada tahun 1948, dan merupakan duta besar pertama ke Uni Soviet.
Tahun berikutnya dia terpilih menjadi anggota Knesset dan menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja sampai tahun 1956.
Pada tahun 1956, dia menjadi Menteri Luar Negeri di bawah Perdana Menteri David Ben-Gurion, yang kemudian akan menjadi salah satu pengagum terbesarnya.
Pada tahun 1969, Golda Meir terpilih sebagai Perdana Menteri Israel dan menjabat sampai tahun 1974.
Pada tahun 1973, intelijen mulai menunjukkan rencana Suriah yang akan melakukan serangan terhadap Israel.
Berbagai masukan dan rekomendasi diajukan kepada Golda Meir untuk menyikapi masalah ini.
Salah satu saran menginginkan serangan pre-emptive terhadap Suriah, sementara yang lain menganggap rencana ini akan mengasingkan Amerika Serikat dan menutup setiap kesempatan bantuan militer yang diharapkan Israel.
Pada akhirnya, Golda Meir memilih untuk meningkatkan kesiagaan tanpa melakukan serangan.
Konflik akhirnya tidak bisa diredam dan memicu Perang Yom Kippur yang dimenangkan Israel.
Setelah perang usai, Meir mngundurkan diri dari jabatan PM meskipun partainya memenangkan pemilihan umum.
Meir terus berperan dalam politik Israel sampai kematiannya akibat kanker pada tahun 1978 di usia 80 tahun.
Bagi Israel, dia adalah salah satu tokoh paling monumental dan mengesankan dalam sejarah Israel, serta menjadi seorang tokoh ikonik dalam sejarah politik dunia. [berbagai sumber]
HABIS