Allah SWT telah berfirman:
وَقُلْنَا مِنْ بَعْدِهِ لِبَنِي إِسْرَائِيلَ اسْكُنُوا الْأَرْضَ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا (الإسراء104) وَبِالْحَقِّ أَنزَلْنَاهُ وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (الإسراء105)
Artinya : “Dan kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil: “Diamlah di negeri ini, Maka apabila datang masa berbangkit, niscaya kami datangkan kamu dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu )”. Dan kami turunkan (Al–Quran) itu dengan sebenar-benarnya dan Al–Quran itu Telah turun dengan (membawa) kebenaran, dan kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan”. (QS.Al-Isra’ : 104-105)
Pada bulan Agustus 1923 M, migrasi Yahudi Jerman ke bumi Palestina (yaitu tanah yang dijanjikan menurut keyakinan mereka) telah selesai dilakukan. Yahudi Jerman adalah orang yang mengembangkan perusahaan-perusahaan Yahudi di Israel dengan bermodalkan apa yang mereka curi dan pelajari di Jerman. Mereka adalah para pemimpin, para tokoh dan Yahudi yang militan. Oleh karena itu mereka menempati posisi dewan penanggung jawab yang membawahi kemiliteran, riset ilmiah dan kestabilan umum di berbagai majalah ilmiah.
Namun tidak semua tokoh yahudi menyetujui migrasi besar-besaran mereka ke Palestina, sebab sebagaian rabbi mereka berpendapat bahwa migrasi ke Palestina itu bertentangan dengan kitab taurat. Di antara tokoh mereka yang menentang migrasi Yahudi Jerman ke Palestina (dengan membawa rahasia-rahasia riset Jerman mutakhir terutama yang berhubungan dengan militer dan elektronika) adalah seorang yang bernama Adolf Ekhman. Akan tetapi mereka kemudian melenyapkannya dengan menculiknya ketika ia sedang melakukan kunjungan pribadi ke Argentina. Mereka membunuhnya di rumah jagal Zionis di Palestina dan menjadikan darahnya sebagai adonan kue pada hari raya Paskah. Hal ini dilakukan karena ia tidak setuju dengan Zionisme dengan melakukan penentangan terhadap migrasi ke negeri yang dijanjikan. Demikianlah kelakuan kejam mereka terhadap manusia, bangsanya sendiri yang tidak menyetujuai sepak terjangnya akan dihabisi tanpa belas kasihan.
Bangsa Yahudi berpendapat bahwa Yahudi Jerman adalah Yahudi paling terhormat dan paling mulia di muka bumi. Oleh karena itu Theodore Hertzl mendesak untuk memindahkan mereka, sehingga ia menulis dalam catatan hariannya pada tahun 1895 M, : ”Akan saya katakan kepada kaisar Jerman, ’Biarkan kami pergi karena kami berbeda dari kalian. Dan kami tidak diperkenankan untuk berbaur dengan penduduk negeri kalian, karena sesungguhnya kami tidak bisa berbuat demikian”.
Adolf Hitler tidak bisa mempercayai mereka, karena mereka telah berkhianat terhadap tanah air mereka sendiri. Kanselir Claudius mengatakan bahwa masalah perpindahan Yahudi Jerman telah selesai dengan adanya keputusan dari Adolf Hitler. Akan tetapi ada fakta yang harus segera diungkap bahwa sesungguhnya Hitler sendiri adalah seorang Yahudi (Sumber: Dokumen rahasia kementrian Luar Negeri Jerman No.5 Bag 2 cetakan berwarna, Paris tahun 1953 hal.3-28). Seorang pemimpin kelompok Citroen Nasan Bakin Moore membeberkan bukti yang disampaikan oleh seorang delegasi kelompok tersebut kepada Nazi pada Perang Dunia tahun 1942 M.
Kebencian bangsa Jerman terhadap bangsa yahudi memuncak pada perang dunia ke dua setelah mengetahui bahwa diantara sebab-sebab kekalahan Jerman terhadap sekutu adalah karena pengkhianatan bangsa yahudi terhadap Jerman, sebagian tokoh mereka (Nazi) mengatakan : ”Sesungguhnya rencana kami dalam melakukan migrasi massal ini memiliki keistimewaan tersendiri bagi Jerman, yaitu menuntaskan salah satu misi yang telah disiarkan oleh pengikut Nazi yakni membersihkan daratan Eropa dari bangsa Yahudi”.
Bahkan jauh-jauh sebelumnya tokoh Rusia telah mengingatkan, oleh sebab itu sebelum komunis dikuasai oleh bangsa Yahudi, Menteri Luar Negeri Rusia Waith berkata: ”Sesungguhnya kami mendorong mereka untuk melakukan migrasi itu, agar kami dapat menginjak-injak mereka di bawah telapak kaki kami”.
Pada tahun 1948 M, migrasi pertama Yahudi telah dimulai dari Yaman. Untuk pertama kali mereka menggunakan pesawat terbang. Keberangkatan mereka ini dilakukan secara diam-diam, seakan-akan di mata penduduk Yaman mereka ini dideportasi oleh Presiden dari Imran, Zeedah, Sha’dah dan San’a. Akan tetapi mereka ini ternyata merupakan awal dari pembentukan tentara Israel, pasukan keamanan, dan para pemungut sampah khususnya yang berasal dari Arab. Migrasi ini didahului dengan pengiriman ahli Filsafat Israel secara rahasia ke Yaman dengan menyamar sebagai wisatawan untuk mengenal kondisi Yaman serta membuat kesepakatan dengan para pendeta di sana Al-Ghurban As-Suud dalam mewujudkan impian mereka untuk kembali ke tanah yang baru dan tanah yang dijanjikan yaitu Orsyaleem Al-Quds.
Pada tahun 1910 M diutuslah Warsfarski yaitu orang yang pertama kali menyebarkan ideologi sosialisme kafir di Yaman. Terdapat sebuah film dokumentar yang menggambarkan sengsaranya kehidupan bangsa yahudi di Yaman. Film ini diselingi dengan adegan seorang Yahudi jorok sedang memberi makan keledai dan memperbaiki sepatu, sedang wajahnya dikerubuti oleh lalat. Dan ternyata, semua ini tidak lain adalah propaganda politik untuk membangkitkan perlawanan terhadap bangsa Arab dan memberikan simpati untuk Yahudi untuk mendorong mereka agar mau pindah dari Yaman. Dan akhirnya mereka pindah sambil mendengungkan, ’Daud adalah raja Yahudi’ dalam bahasa Ibrani.
Sekarang ini diketahui bahwa Yahudi Yaman memiliki profesi yang sangat rendah di Israel. Mereka berprofesi sebagai petugas kebersihan, pembantu, dan pembersih saluran air. Adapun sebagian lainnya berprofesi sebagai tentara dan petugas keamanan. Sedangkan orang kaya dari mereka adalah pelanggan pelacur dan minuman keras, pebisnis narkotika. Dalam sebuah anekdot lucu disebutkan bahwa Yahudi Yaman ketika pergi ke Palestina mereka tidur di lantai, karena menurut mereka ranjang itu tidak nyaman dan sesuatu yang bid’ah. Oleh sebab itu di mata negara Israel mereka adalah Yahudi yang paling hina, paling jorok, paling bodoh di muka bumi.
UNDANG-UNDANG HIJRAH
Pada tahun 1947 M, bangsa Yahudi membuat undang-undang pemulangan yang menetapkan bahwa setiap orang Yahudi di muka bumi ini, dari berbagai kewarganegaraan dan warna kulit, mereka wajib kembali ke tanah yang dijanjikan yaitu Palestina yang menurut keyakinan mereka itu merupakan negeri baru. Dan setiap orang yang menganut agama Yahudi atau berasal dari ibu bapak beragama Yahudi atau ibu saja yang beragama Yahudi, ia berhak mendapatkan kewarganegaraan dan paspor Israel.
Hal ini sangat kontras sekali, karena bangsa Yahudi pada hakikatnya gigih dalam menyebarkan prinsip perbedaan. Mereka juga menanamkan kesombongan di antara sesama manusia dalam suatu negara, sehingga kita melihat negara-negara Islam menjadi terpecah belah oleh nasionalisme dan fanatisme buta, yang pada gilirannya kita menemukan adanya muslim Maroko, muslim Sudan, muslim Pakistan muslim Indonesia dan lain sebagainya. Mereka semua hanya merasakan kebebasan di tanah air mereka layaknya seorang yang merdeka di dalam tanah airnya saja, kecuali manusia yang memiliki pemahaman bolehnya hidup di bumi manapun selama itu bumi Allah SWT, tanpa menggunakan paspor yang telah merobek-robek umat Islam. Berbeda dengan bangsa Yahudi, mereka memberikan hak kewarganegaraan bagi setiap orang yang membawa identitas Yahudi, wala haula wala quwwat illa billah. Sebuah organisasi Yahudi hari Kamis (15/8/2013) mengatakan bahwa pihaknya secara rahasia telah menerbangkan 17 orang Yahudi Yaman ke Israel setelah mengevakuasi mereka dari negara Arab tersebut.
Migrasi yahudi hari ini dari Yamn menuju Israel. Dengan menggunakan penerbangan langsung dari Yaman 4 orang dewasa dan 1 orang anak tiba di Bandara Internasional Ben Gurion dekat Tel Aviv hari Rabu (14/8/2013), kata Arielle Di Porto, jurubicara untuk Jewish Agency sebuah organisasi Zionis yang bertanggungjawab menangani migrasi Yahudi dari seluruh dunia ke Israel. Mereka bergabung dengan 12 saudara-saudaranya (sesama Yahudi) yang tiba beberapa hari sebelumnya dari Argentina dengan cara serupa, kata Di Porto kepada AFP. Evakuasi Yahudi dari Yaman sudah secara rahasia dilakukan sejak 2011, dengan bantuan komunitas Yahudi Satmar Hasidic yang kebanyakan tinggal di luar Israel.(Bersambung)
Penulis: DR. Muqoddam Cholil, MA