Peristiwa bermula pada Sabtu pagi (3/6/2023) ketika dua orang tentara penjajah israel ditemukan tewas tertembak saat berjaga di perbatasan Al-Auja, yang menghubungkan Mesir dengan Palestina 48 (wilayah Palestina yang diduduki israel sejak tahun 1948). Beberapa saat setelah kejadian, petugas patroli militer israel bergerak menuju lokasi, setelah komunikasi mereka dengan penjaga di perbatasan Al-Auja terputus.
Begitu tiba di lokasi, ternyata pelaku penembakan masih siaga, dan menembaki petugas patroli yang terdiri dari beberapa orang tentara israel. Seorang tentara tewas tertembak, sedangkan dua orang tentara lainnya terluka. Baku tembak terjadi dengan sengit, hingga pelaku kehabisan amunisi dan akhirnya gugur terkena tembakan.
Ini bukan kisah yang ditulis sutradara film Hollywood, tapi kejadian nyata di perbatasan Palestina 48-Mesir pada hari Sabtu (3/6/2023) kemarin. Selang beberapa jam setelah peristiwa baku tembak terjadi, atau pukul 12.30 waktu setempat, pihak Zionis mengumumkan pelakunya adalah seorang aparat kepolisian Mesir.
Penyerangan Dilakukan Secara Terencana
Senin (5/6/2023) tersiar kabar, pelaku penembakan bernama Muhammad Sholah berusia 23 tahun, yang baru satu tahun bergabung sebagai prajurit Republik Arab Mesir. Bagi israel kasus ini bukanlah sebuah kebetulan, diyakini bahwa pelaku sudah memiliki perencanaan yang matang.
Setidak dilihat dari langkah yang dilakukan oleh pelaku. Untuk sampai ke perbatasan, pelaku harus menelusuri sahara sejauh 5 km., bahkan bukan hanya sampai di situ, ia pun masuk ke dalam wilayah yang diduduki israel sejauh 1,5 km. dari perbatasan.
Dilihat dari aksi yang dilancarkan, pelaku menguasai lokasi target. Sehingga dalam serangan pertamanya, ia dengan mudah menembakkan senjatanya ke arah dua tentara israel tanpa ada perlawanan sedikit pun. Ketika dua tentara ditemukan dalam keadaan tewas, senjata keduanya ada di samping mereka. Artinya tidak sampai terjadinya baku tembak. Analis penjajah israel bahkan menduga kematian keduanya dilakukan oleh sniper.
Pelaku melakukan penyerangan, hanya bermodalkan senjata api Avtomat Kalashnikov (AK) – 47. Dengan senjat tua itu, Sholah berhasil merobohkan tiga tentara israel yang dikenal memiliki persenjataan super canggih. Sontak hastag nama Muhammad Sholah disebut sebagai pahlawan menjadi tranding topic di media sosial yang ada di Mesir, sedangkan penjajah israel dibully habis-habisan.
Pihak israel yang berhasil menembak Sholah, membuka isi tasnya dan menemukan mushaf Al-Quran, beserta peralatan militer seperti pisau komando dan 6 kantong amunisi. Terdapat pula alat potong yang ia gunakan untuk memotong pagar kawat besi yang digunakan sebagai pembatas Mesir – Palestina 48. Diprediksi aksi Sholah sesungguhnya tidak berhenti di perbatasan, namun memiliki agenda lebih jauh dari situ.
Dengan kondisi seperti ini, pihak penjajah israel diakui atau tidak, telah kebobolan, terbukti dengan rapuhnya bagian perbatasan dengan Mesir. Selama ini mereka hanya memperkuat penjagaan di perbatasan dengan Jalur Gaza, Lebanon dan Suriah. Apa yang terjadi kemarin sungguh di luar perkiraan mereka.
Bagi pemerintah zionis israel tentu ini pertanda buruk, bobolnya perbatasan dengan Mesir dikhawatirkan menginspirasi serangan serupa terjadi terulang. Disamping itu, hal tersebut bisa menjadi upaya masuknya kelompok bersenjata dari Jalur Gaza ke Sinai, dari Sinai lalu mereka menyelundup masuk ke wilayah israel. Atau bahkan, memungkinkan terjadinya kembali penculikan terhadap tentara israel, dengan melakukan cara-cara serupa.