Berdasarkan data resmi yang dirilis pada hari Ahad (3/5), propinsi Gaza menjadi pusat penampungan terbesar, di mana ada 3 pusat penampungan untuk warga yang tidak tersedia tempat alternatif bagi rumah-rumah mereka yang hancur, ketiganya menampung 2.070 pengungsi. Sementara itu propinsi utara ada 3 pusat penampungan untuk 689 pengungsi.
Data ini menyebutkan ada pusat-pusat penampungan di propinsi tengah untuk 368 pengungsi, penampungan di Khanyunis untuk 903 pengungsi dan penampungan lain di Rafah untuk 951 pengungsi.
Pusat-pusat penampungan ini didirikan di sekolah-sekolah milik UNRWA, yang menjadi tempat penampungan bagi warga yang rumah-rumah mereka hancur dan belum mendapatkan penggali sewa atau tidak tersedia untuk mereka penampungan alternatif, sehingga terpaksa mereka tetap tinggal di sekolah-sekolah milik UNRWA.
Para pengungsi di tempat-tempat pengungsian mengeluhkan buruknya perhatian dan bantuan yang diberikan kepada mereka, sehingga mendorong mereka melakukan protes.
Sumber-sumber lokal menegaskan bahwa para korban di pusat-pusat penampungan Khanyunis dua hari yang lalu melakukan aksi protes dengan mencegah mobil UNRWA dan menutup gerbang sekolah sebagai protes atas buruknya makanan yang diberikan kepada mereka dan kurangnya pelayanan, hal yang sama menjadi keluhan mayoritas pengungsi di pusat-pusat penampungan lainnya.
Sumber : www.infopalestina.com