Palestina – Pada tahun 1743, Salah satu pemimpin di Palestina saat pemerintahan Ustmaniah, Zahir bin Omar Al-Zaidani mendirikan masjid dengan nama “Zahir Al-Umar Al-Zaidani” di kota Tiberias (bagian utara). situs raialyoum.com melansir pada Selasa (28/7/2020).
Tetapi “pengabaian zionis israel dengan sengaja” mengubah banyak masjid-masjid di dalam Palestina sejak tahun 1948 (tahun deklarasi sepihak zionis israel mendirikan sebuah negara di atas bumi Palestina terjajah).
Masjid ini memiliki gaya arsitektur Mamluk, dengan beratapkan kubah besar yang didahului kubah kecil dan menara dibelakangnya, serta menjadi salah satu monumen yang penting di Tiberias.
Ketua Bidang Pembebasan di Komite Tinggi Tindak Lanjut Memobilisasi Arab di Palestina, Syeikh Kamal Khatib dalam wawancaranya dengan anadolu mengatakan “seperti warga Palestina lainnya, banya dari penduduk Tiberias terusir akibat Nakbah 1948 ke Suriah dan Libanon, Namun, keluarga Zaidani yang memiliki nasab ke Zaidani berpindah ke kota Al-Nashirah (Nazareth).
Sejak saat itu, masjid-masjid ditutup. Zionis israel tidak mengizinkan para jamaah untuk sholat dan masuk ke dalamnya.
“Beberapa tahun lalu keluarga Zaidani meminta izin dari otoritas zionis israel untuk membolehkannya merenovasi masjid. Namun otoritas kota zionis israel di Tiberias menolak hal it,” lanjutnya.
Otoritas zionis israel berdalih akan merenovasi masjid, namun hal tersebut tidak pernah terjadi hingga sekarang.
Masjid-masjid di Palestina ini diantaranya masih berdiri dan sebagian lagi dihancurkan, bahkan di alihfungsikan tidak sesuai dengan esensi tujuan masjid itu sendiri.
Dalam sebuah kajian yang disiapkannya, Khatib mencatat terdapat 15 masjid yang diubah ke dalam sinagog dan tempat ibadah yahudi, 40 masjid dihancurkan atau ditutup atau diabaikan serta 17 masjid diubah menjadi kandang bagi domba dan sapi atau lestoran, bar, museum dan toko.
Berdasarkan penelitian bahwa masjid jami Al-Ahmar di kota Safad (Safed) diubah menjadi tempat pertemuan para seniman dan upacara pernikahan. Sedangkan Masjid di kota Kaisarea diubah menjadi restoran dan bar.
Kasus yang sama yaitu pengubahan masjid di Ain Houd, di daerah Haifa, serta lantai dua dari masjid Al-Siksik di Yafa, Palestina (wm)