Sepintas tentang proposal “solusi damai” The Deal of The Century :
- “The Deal of The Century” adalah rencana baru AS untuk perdamaian Arab-Israel. Menjadikan Palestina sebagai obyek di dalamnya. Palestina harus menerima atau akan dipaksa untuk menerima. Salah satu sikap represif dan tangan besi Amerika adalah memindahkan kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibukota penjajah Israel. Akibatnya Palestina yang seharusnya mepunyai ibukota di Yerusalem harus “sukarela” memindahkan ibukotanya ke Abu Dis, kota kecil di selatan Yerusalem.
- Jared Kushner, penasehat senior presiden AS sekaligus menantunya, Jason Greenblatt, utusan Donald Trump untuk perdamaian Timur Tengah, Muhammad bin Salman Penerus tahta Saudi Arabia, menjadi para perumus dan negosiator proposal ini.
- Setelah AS memindahkan kedutaannya ke Yerusalem, Mahmud Abbas menganggap AS tidak mampu menjadi penengah dan menyelesaikan masalah pemukiman ilegal Israel atas tanah Palestina. Otoritas Palestina memutuskan hubungan diplomatis dengan AS.
- AS mendorong negara-negara Teluk untuk berinvestasi dalam proyek-proyek pembangunan ekonomi di Jalur Gaza. AS juga menawari sejumlah uang kepada Mahmud Abbas yang diperlukan Otoritas Palestina dalam rangka menjalani proyek-proyek kemanusiaan di Jalur Gaza. Semua ini dalam rangka untuk memuluskan rencana “The Deal of The Century”. Di satu sisi, Amerika Serikat justru memotong kewajibannya di URNWA untuk membantu para pengungsi dan korban perang di Palestina.
- Dari beberapa petunjuk, Palestina akan mendapatkan beberapa wilayah di Yerusalem Timur sebagai negara masa depan mereka. Sebagai gantinya Israel akan mendapatkan wilayah di timur dan utara Yerusalem dan mengontrol penuh kota tua Yerusalem di mana masjid Al-Aqsha berada.
- Rencananya negara Palestina yang akan diwujudkan tidak akan mempunyai kekuatan militer. Pemukiman illegal yang sudah dibangun di wilayah Tepi Barat tidak akan dihancurkan dan Israel mengontrol secara penuh lembah Yordan.
- Rakyat Palestina harus menghentikan tuntutan untuk “hak pulang ke rumah” walau hukum Internasional mendukungnya.
- “The Deal of The Century” akan memberangus semua bentuk perlawanan rakyat Palestina dan menolak semua hak-hak sejarah Palestina.
Dari poin-poin di atas maka kita melihat bagaimana proposal ini membuat perjuangan Palestina untuk merdeka semakin berat. Bahkan solusi dua negara, yaitu adanya Negara Palestina dan Negara Israel dalam satu wilayah Palestina yang didengungkan UN dan masyarakat dunia pun makin jauh dari cita-cita.
Di satu sisi saat proposal ini didengungkan sebagai “solusi damai”, Israel masih terus melakukan kekerasan kepada rakyat Palestina. Merespon proposal yang sangat merugikan ini, dilaporkan bahwa ratusan orang Palestina di Gaza menjadi martir karena tembakan tentara penjajah Israel di wilayah buffer zone yang seharusnya menjadi wilayah aman tanpa kekerasan. Warga Palestina di Tepi Barat pun berkali-kali melakukan aksi protes menolak proposal ini.
Maka kemudian akan dibawa ke manakah proposal ini? Setiap orang Palestina tahu bahwa apa pun “solusi damai” yang diprakarsai Amerika sejak dulu akan selalu menguntungkan penjajah Israel.
Maka pembangunan illegal di tanah Palestina, menghancurkan rumah, menahan dan membunuh warga Palestina dan lain sebagainya akan terus berlanjut. The Deal of The Century menjadi batu ujian bagi Palestina. Menerima dengan konsekuensi hilang dari peta dunia atau melawan sampai titik penghabisan.
Oleh : Iskandar Samaullah