Lebih dari 50 tahun israel telah menjajah Palestina. Menghancurkan peradabannya, membunuh dan mengusir penduduknya, menggusur rumah, tempat ibadah, makam dan lain-lain. Dari sekian banyak kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina, sekarang terjadi fenomena yang sangat serius bahwa Israel telah secara sistematis mentarget, menangkap, menyiksa dan memenjarakan anak-anak palestina dalam rangka mengontrol wilayah jajahannya.
Intimidasi dan ketakutan yang dialami anak-anak ini sangat efektif dalam menekan rakyat Palestina. Siapa yang tahu jika tiba-tiba di tengah malam pasukan Israel menggedor pintu rumah dan meyeret anak-anak mereka ke penjara. Bayangkan jika hal ini terjadi kepada kita. Inilah kreasi Israel, yang mengklaim sebagai negara atas nama tuhan, negara atas nama demokrasi. Ternyata menyimpan begitu banyak kerusakan yang tidak terbayangkan dalam pikiran sebagian besar orang.
Kepala PPC (the Palestinian Prisoner’s Club) Qadura Fares mengatakan: “Israel telah menahan tidak kurang dari 7.000 anak-anak Palestina berusia antara 12 dan 18 tahun sejak dimulainya Intifadah Kedua pada tahun 2000. Israel juga telah memenjarakan 300 anak-anak Palestina di penjara-penjara, dan dari jumlah tersebut termasuk sepuluh anak perempuan di bawah umur.
Dia mengungkapkan bahwa 116 anak-anak Palestina pada 2017 berada di dalam penjara Israel berusia antara 12 dan 15 tahun, mencatat bahwa ini adalah jumlah tertinggi sejak Januari 2008.
Setelah tahun 2015, pemerintah Israel telah memberlakukan undang-undang rasis terhadap anak-anak Palestina, termasuk undang-undang yang menetapkan hukuman anak-anak untuk dipenjara dalam jangka waktu lama, bahkan sampai sepuluh tahun atau hukuman seumur hidup.
Inilah fakta yang sangat jelas bahwa Israel dengan sengaja dan sistematis telah meluncurkan perang melawan anak-anak Palestina. Rinciannya :
- Pasukan penjajah Israel membunuh 25 anak-anak dan menahan 651 lainnya pada tahun 2018. Menjadikan tahun 2018 sebagai tahun yang paling matikan bagi anak-anak Palestina.
- 14 orang anak ditembak dan dibunuh pada tahun 2017. Pada awal 2017, seorang anak meninggal akibat serangan drone militer Israel.
- Bulan Januari 2018 ini sudah gugur 4 orang remaja di bawah umur 17 tahun. 1 orang remaja perempuan, Ahed Tamimi, dipenjara karena menampar tentara Israel yang telah menembak sepupunya tepat di wajahnya dengan peluru karet.
- Ratusan anak-anak Palestina juga dipaksa menjadi tuna wisma setelah rumah mereka hancur oleh pemukim ilegal Israel.
- Anak-anak Palestina juga meninggal karena mereka tidak mendapa izin untuk pergi melalui pos pemeriksaan Erez yang dikendalikan Israel untuk perawatan medis yang tidak tersedia di Jalur Gaza yang terkepung.
- Ribuan anak-anak Palestina tidak dapat melanjutkan sekolahnya atau berangkat sekolah dalam keadaan was-was akibat didirikannya tembok rasial yang membelah desanya dan pos-pos pemeriksaan militer Israel.
- Kementerian Informasi Palestina mengatakan dalam sebuah laporan yang dikeluarkan menjelang Hari Anak-anak tahun 2017 bahwa pasukan Israel telah melukai lebih dari 13.000 anak-anak dan menangkap lebih dari 12.000 lainnya dan memenjarakan 300 anak-anak. 95 persen anak-anak yang ditahan telah disiksa dan diintimadasi.
Kekerasan dan pembunuhan terhadap anak-anak Palestina tidak berhenti dan terus berlanjut. Sampai hari ini dunia Internasional masih membisu. Seharusnya anak-anak bisa merasakan indahnya sinar mentari, merasakan kasih sayang, tumbuh berkembang dengan baik dan sehat.
Inilah faktanya pada hari ini. Penjahan Israel atas Palestina adalah model penjajahan yang belum pernah terjadi sebelumnya di belahan dunia yang lain. Membunuh dan menyiksa anak-anak dalam rangka menegakkan negara Israel.
Oleh: Iskandar Samaullah