Perjuangan melawan penjajah Zionis Yahudi di bumi Palestina akan terus berlangsung dan tidak akan berhenti. Ribath dan Jihad akan senantiasa ditegakkan sampai hari kiamat sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang tetap bertahan di atas kebenaran, mereka tidak akan terganggu dan berundur dari orang-orang yang menelantarkan mereka, sehingga datang pertolongan dari Allah.” [HR. Al-Bukhari dan Muslim]. Dalam riwayat Ahmad, para shahabat bertanya, “Di manakah mereka gerangan wahai Rasullullah? Rasulullah menjawab, mereka di Baitul Maqdis dan pinggiran kota Baitul Maqdis.”
Artinya seteru antara umat Islam dan Zionis Yahudi akan terus terjadi dalam waktu yang cukup lama sampai datang keputusan Allah ta’ala. Bahkan perang penentuan antara umat Islam dan Yahudi ini digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga akan disertai oleh pepohonan dan bebatuan Baitul Maqdis, “Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga kaum muslimin memerangi orang-orang Yahudi, sehingga orang-orang Yahudi bersembunyi di balik bebatuan dan pepohonan. Lalu berkatalah bebatuan dan pepohonan itu, ‘Wahai Muslim! Wahai Hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku. Kemari dan bunuhlah dia. Kecuali pohon Gharqad, karena ia adalah pohonnya Yahudi.”
Lalu mengapa sampai saat ini umat Islam belum bersatu memerangi Yahudi?
Hal ini tiada lain karena sebagian umat pada hari ini sedang dijangkiti penyakit Wahn, seperti mana ungkapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam 14 abad silam. ”Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.”
Untuk itu kita perlu bersama-sama berusaha menyadarkan umat untuk segera bangkit dan sadar dari keterlenaan ini. Kobarkan semangat dan rasa optimis di tengah umat bahwa kemenangan pasti akan datang seperti yang Allah janjikan dalam Al-Quran,
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir.” [Ali-Imran: 139-141].
Rasa penat, lelah, luka dan pengorbanan yang kita rasakan sepanjang perjuangan untuk agama Allah adalah hal yang sama dirasakan oleh orang-orang kafir. Bedanya luka dan kelelahan mereka justru semakin menghinakan mereka, sementara kita akan mendapat ganti berupa kemenangan atau mulia dengan kesyahidan.
Ust. Ardiansyah Ashri Husein, Lc., M.A