“Apa artinya Palestina tanpa Al-Quds? Dimana Kaum Muslimin? Dimana Dunia Islam? Dimanakah Umat Islam yang terbentang dari timur hingga ke barat? Urusan (Al-Quds) ini wajib untuk kita pertahankan. Dan kita harus menolak keputusan ini. Setiap kita harus mengatakan ‘TIDAK’ seraya mengerahkan semua yang kita miliki.”
Demikian bunyi kicauan twiter pibadi Ketua Ikatan Ulama Internasional (Syaikh Yusuf Al-Qardhawi), sesaat setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mendeklarasikan Al-Quds sebagai Ibu Kota Penjajah israel.
Rabu 6 Desember 2017, tamparan keras dilayangkan President Amerika untuk Umat Islam. Keputusan deklarasi Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel berarti pengakuan sempurna terhadap Negara penjajah, pengusiran warga Palestina dari Kota Al-Quds, jalan menuju penghancuran Masjid Al-Aqsha semakin terbuka lebar, perampasan warisan Umat Islam di dalam kawasan Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha, perampasan kiblat pertama Umat Islam dan berbagai tafsir lainnya, termasuk ditabuhnya genderang perang terhadap Umat Islam.
Tidak selayaknya Umat Islam terdiam atas keputusan tersebut. Inilah saatnya setiap muslim bergerak membela Al-Quds. Membela Al-Quds adalah kewajiban yang sangat mendesak untuk kita lakuka saat ini juga. Apa yang bisa kita lakukan untuk membela Al-Quds saat ini lakukanlah, kita harus berjuang meski hanya dengan jari jemari yang kita miliki!
Kami mengajak semua elemen masyarakat untuk berperan aktif mendukung Al-Quds. Karena Al-Quds amanah kita semua. Al-Quds adalah aqidah kita. Al-Quds satu diantara tiga tempat suci Umat Islam, tempat kiblat pertama berada, tempat masjid kedua tertua di muka bumi tegak, dan tempat perjalanan Isra Mi’raj Rasulullah SAW. Sepanjang sejarah dan hingga akhir perjalanan sejarah Al-Quds adalah Ibu Kota abadi milik Palestina. (yp)
Hanafie Attazikie