halopalestina.com – Gaza. Dampak ekonomi dari virus corona telah menyebabkan peningkatan pengangguran di Jalur Gaza hingga 17%, sehingga angka pengangguran naik menjadi 82% dari total populasi tidak memiliki pekerjaan. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Serikat Pekerja Palestina di Jalur Gaza, Sami al-Amsi.
Menurut lansiran laman situs middleeastmonitor.com, Selasa (24/11/2020), Sami menjelaskan dalam sebuah pernyataan bahwa pandemi telah mempengaruhi lebih dari 160.000 pekerja di Jalur Gaza, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kondisi tersebut juga berimbas kepada penutupan sejumlah pabrik dan perusahaan sehingga harus memberhentikan ribuan karyawannya.
Para pekerja saat ini bersaing untuk bekerja walaupun dengan jam kerja yang lebih lama dan upah rendah. Jam kerja seringkali berkisar antara 10 – 13 jam sehari, sementara upah berkisar antara 15 hingga 30 syekel ($ 4,5 – $ 10,5) dalam kondisi terbaik. Upaya menyatukan harus dilakukan oleh sektor publik dan swasta untuk meningkatkan kehidupan para pekerja. Sami juga menyerukan kepada instansi pemerintah di Jalur Gaza Dewan Legislatif dan Komite Qatar untuk Rekonstruksi Gaza agar mengalokasikan dana hibah khusus serta memberikan bantuan darurat kepada para pekerja. (fh/ms)