Palestina – Tawanan Palestina Mahir Akhras terus melakukan aksi mogok makan selama 85 hari berturut-turut sebagai bentuk menolak penangkapan administratifnya, di tengah kondisi kesehatan yang sangat merosot, seperti yang dilansir oleh safa.news, Senin (19/10/2020).
Ketua organisasi tawanan Palestina Qudra Faris bahwa aksi mogok para tawanan Palestina telah mencapai pada tahap yang sangat kritis dan rumit. Dia menekankan pentingnya meningkatkan upaya di waktu-waktu kedepan, untuk memastikan keselamatan dan kemenangan di dalam konflik dengan penahanan administratif.
Gerakan Nasional Palestina untuk segera mengambil keputusan tegas untuk memboikot semua institusi peradilan militer dan sipil israel, karena berurusan dengan keduanya akan memberikan semacam legitimasi.
Tawanan Al-Akhras yang saat ini terbaring di rumah sakit “kaplan” menderita kelelahan dan keletihan yang parah, nyeri di persendian dan perut, sakit kepala permanen, kehilangan berat badan yang sangat drastis, kondisi tidak stabil, tidak mampu bergerak, kehilangan banyak cairan tubuh serta berpengaruh terhadap indera pendengaran dan bicara.
Istri dari tawanan Al-Akhras dalam pernyataan persnya mengatakan bahwa kondisi kesehatan dari memburuk semakin memburuk dan hanya mengkonsumsi air.
Otoritas penjajah israel terus menolak membebaskan tawanan Al-Akhras dan mengakhiri penahadan administratifnya, meskipun peringatan-peringatan datang dari organisasi-organisasi Hak Asasi Manusia dan pihak-pihak politik Palestina terkait kondisi Al-Akhras yang bisa meninggal dunia kapanpun, karena kondisi kesehatan dirinya yang sangat parah. Mahkamah militer penjajah israel pada 12 Oktober kembali menolak permintaan untuk segera membebaskan tawanan Al-Akhras yang diajukan oleh pengacaranya. (wm)