Palestina – Mantan Menteri Tawanan Issa Karagha mengatakan bahwa entitas penjajah israel menggunakan tawanan sebagai sarana balas dendam, seperti yang dilansir oleh laman situs paltoday.ps, Ahad (11/10/2020). Tindakan tersebut terjadi di setiap kali serangan para tawanan dan ketika melakukan pelanggaran-pelanggara kepada para tawanan.
Dalam wawancara dengan radio Al-Quds, status gerakan tawanan menjadi di bawah belas kasihan otoritas zionis ektirimis dan penindasan penjajah israel dan ini menuntut kita untuk serius bergerak, karena kehidupan tawanan menjadi sangat berbahaya.
Dia menjelaskan bahwa tawan Mahir Al-Akhras adalah contoh dari kebijakan terdahulu yang diperbaharui. Mahir ditahan administratif oleh penjajah israel dan ini bukanlah yang pertama kali, serta berdampak terhadap ribuan warga Palestina.
Issa menyerukan “agar tidak hanya bergantung terhadap institusi internasional, meskipun terdapat konsensus internasional yang mengutuk penangkapan administratif. Dia menuntut agar segera mengambil tindakan dan tidak berdiam diri atas apa yang terjadi terhadap tawanan Mahir Al-Akhras di dalam penjara penjajah israel.
Dia menjelaskan otoritas penjajah israel apatis terhadap tawanan kondisi tawanan Palestina dan menganggap seluruh tawanan Palestina sebagai proyek pembunuhan. Para menteri penjajah israel sering kali melontarkan pernyataan secara terbuka agar “membiarkan tawanan palestina mati” dan otoritas penjajah israel melegalkan undang-undang mengeksekusi nyawa tawanan Palestina.
Dia mengatakan bahwa tawanan Al-Akhras dalam kondisi kritis, karena kekebalan tubuhnya telah menurun dan rentan terkena penyakit. (wm)