Palestina – Militer penjajah israel merekrut mantan pejabat staff penjajah israel dari Shin Bet untuk memantai-matai orang-orang Palestina yang tinggal di wilayah Palestina terjajah, dengan dalih memerangi virus corona, seperti yang dilansir oleh situs berita israel Walla dan dimuat kembali oleh laman situs middleeastmonitor.com pada Selasa (6/10/2020).
Situs tersebut mengutip sumber senior di Home front command, yang menyatakan bahwa militer penjajah israel telah menghubungi mantan staff di shin bat. Mantan pegawai ini memiliki pengetahuan tempat tinggal orang-orang di wilayah Palestina terjajah dan mengajak mereka bergabung dalam “badan keamanan” baru yang bertugas melacak infeksi virus corona.
Seorang mantan pejabat militer penjajah israel, yang dihubungi oleh militer penjajah israel dalam wawancaranya dengan situs tersebut, menjelaskan bahwa sementara ini, tujuan resmi dari “badan keamanan” baru yaitu untuk memperoleh informasi terkait infeksi virus corona di dalam masyarakat Palestina di wilayah Palestina terjajah, dia mengkhawatirkan mendatang adanya rencana yang lebih besar dari badan keamanan tersebut.
Seorang anggota Knesset israel dari partai join list arab, Aida Touma – Solomon menilai hal tersebut membuka jalan pelanggaran hukum yang lebih banyak terhadap warga arab.
Penjajah israel memandang orang-orang Palestina yang masih tinggal di rumah-rumah mereka di wilayah Palestina terjajah adalah sebuah ancaman demografis.
Mantan Direktur Dinas Keamanan Internal penjajah israel, Shin Bet, Yuval Diskin secara terbuka mengatakan aparatnya akan mengejar israel-arab yang menolak mengakui klaim sepihak penjajah israel, bahwa entitas zionis israel adalah negara yahudi. Sementara itu, Benyamin Netanyahu berulang kali menyebutkan warga Palestina sebagai “bom waktu demografi”. Saat ini, warga Palestina di wilayah Palestina terjajah berjumlah 21 persen dari populasi di wilayah tersebut. (wm)