HaloPalestina.
  • Berita
  • Kolom
    • Opini
    • Kontemplasi
    • Tahukah Anda
  • Leisure
    • Travelling
    • Kuliner
    • Inspirasi
  • Edukasi
    • Sejarah Palestina
    • Sejarah Masjid Al-Aqsha
    • Landmark Masjid Al-Aqsha
    • Jelajah Al-Aqsha (PETA)
  • Q & A
  • Multimedia
    • Karikatur
    • Halo Palestina TV
    • Infografis
  • Buletin
Arsip
  • Oktober 2024
  • September 2024
  • November 2023
  • Oktober 2023
  • September 2023
  • Agustus 2023
  • Juni 2023
  • Mei 2023
  • April 2023
  • Februari 2023
  • November 2022
  • Mei 2022
  • Februari 2022
  • Januari 2022
  • September 2021
  • Juli 2021
  • Juni 2021
  • Mei 2021
  • Maret 2021
  • Februari 2021
  • Januari 2021
  • Desember 2020
  • November 2020
  • Oktober 2020
  • September 2020
  • Agustus 2020
  • Juli 2020
  • Juni 2020
  • Mei 2020
  • April 2020
  • Maret 2020
  • Februari 2020
  • Januari 2020
  • Desember 2019
  • November 2019
  • Oktober 2019
  • September 2019
  • Agustus 2019
  • Juli 2019
  • Juni 2019
  • Mei 2019
  • April 2019
  • Maret 2019
  • Februari 2019
  • Januari 2019
  • Desember 2018
  • November 2018
  • Oktober 2018
  • September 2018
  • Agustus 2018
  • Juli 2018
  • Juni 2018
  • Mei 2018
  • Maret 2018
  • Februari 2018
  • Januari 2018
  • Desember 2017
  • Oktober 2017
  • Juli 2017
  • Mei 2017
  • April 2017
  • Januari 2017
  • Desember 2016
  • Oktober 2016
  • Februari 2016
  • Januari 2016
  • Oktober 2015
  • September 2015
  • Agustus 2015
  • Juli 2015
  • Juni 2015
  • Mei 2015
  • April 2015
  • Maret 2015
  • Februari 2015
  • Januari 2015
  • Desember 2014
  • November 2014
  • Oktober 2014
  • September 2014
  • Juli 2014
  • Juni 2014
  • Mei 2014
  • Maret 2014
  • Februari 2014
  • September 2013
  • Juli 2013
Kategori
  • Aktivitas
  • Berita
  • Buletin
  • Infografis
  • Inspirasi
  • Karikatur
  • Kolom
  • Kontemplasi
  • Leisure
  • Opini
  • Sejarah
  • Sejarah Masjid Al-Aqsha
  • Sejarah Palestina
  • Siaran Pers
  • Tahukah Anda
  • Uncategorized
  • Wawancara
Meta
  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org
0 Likes
0 Followers
0 Followers
6 Subscribers
9K Followers
Halo Palestina
  • Berita
  • Kolom
    • Opini
    • Kontemplasi
    • Tahukah Anda
  • Leisure
    • Travelling
    • Kuliner
    • Inspirasi
  • Edukasi
    • Sejarah Palestina
    • Sejarah Masjid Al-Aqsha
    • Landmark Masjid Al-Aqsha
    • Jelajah Al-Aqsha (PETA)
  • Q & A
  • Multimedia
    • Karikatur
    • Halo Palestina TV
    • Infografis
  • Buletin
  • Uncategorized
  • Sejarah

66 Tahun Nakba Palestina : Duka Itu Masih Menganga

  • 16/05/2014
Total
0
Shares
Share 0
Tweet 0
Share 0
Share 0

15 Mei 1948 diperingati sebagai peristiwa Nakba. Banyak orang yang bersimpati terhadap permasalahan Palestina, namun tak banyak yang mengetahui tentang tragedi Nakba. Nakba adalah terminologi Arab yang berarti musibah, bencana atau malapeta. Bangsa Palestina mengenangnya sebagai momentum dan tonggak memilukan bagi perjalanan sebuah bangsa merdeka yang kini hidup dibawah kungkungan penjajahan Zionis Israel.
Sejak Deklarasi Balfour 1917 yang diajukan negarawan inggris konservatif Arthur Balfour, jalan menuju berdirinya sebuah tanah air bagi bangsa Yahudi semakin menemukan titik terang, meski harus dibangun diatas derita bangsa Palestina. Inggris yang yang sejak tahun 1918 – 1948 memegang mandat (baca: menjajah) terhadap wilayah Palestina turut andil melempangkan jalan bagi Zionis yahudi untuk mewujudkan misi besar mereka; mendirikan negara Israel di Palestina. Mimpi besar yang bahkan sudah dipropagandakan oleh pendiri gerakan Zionis, Theodor Herzl sejak tahun 1896 yang dia tulis dalam bukunya Der Judenstaat atau artinya “Negara Yahudi”, atau jauh sebelum itu ketika Napoleon Bonaparte ingin berkuasa di wilayah negeri para anbiya dan bermimpi menjadikannya tanah air bagi yahudi.
Peneliti dan sejarawan Palestina, Dr. Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya mengungkapkan, masa pemerintahan Inggris di Palestina (tahun 1918-1948) telah membuka pintu imigrasi besar-besaran bagi bangsa Yahudi. Populasi orang yahudi di Palestina menjadi berlipat ganda. Diawal penjajahan Inggris, tahun 1918, populasi yahudi di Palestina sekitar 55.000, namun diakhir masa penjajahannya terhadap Palestina (tahun 1918) populasi yahudi meningkat drastis, mencapai 646.000 jiwa. Atau yang tadinya setara 8% menjadi 31 % dari total penduduk Palestina (pada saat itu).
Diantara grand strategi yahudi untuk segera menguasai wilayah Palestina adalah siasat pendudukan. Untuk itu, sejak awal orang-orang yahudi berusaha untuk dapat menguasai sebanyak mungkin kepemilikan tanah di Palestina. Dalam hal ini, Inggris pun memiliki andil besar. Inggris memberikan kemudahan bagi orang-orang yahudi untuk membeli tanah, mereka menguasainya dengan berbagai cara. Sesuatu yang dimasa Sultan Abdul Hamid II (Khalifah Ustmani) yang memerintah di Palestina dilarang keras. Maka, kepemilikan tanah orang yahudi meningkat drastis. Kepemilikan tanah mereka di Palestina antara setengah juta donem (setara dengan 5.000 hektar) atau sekitar 2% dari total luas wilayah Palestina, hingga 700.000 donem (7.000 hektar) atau sekitar 6,3 %.
Dibawah perlindungan penuh pasukan keamanan Inggris, yahudi mampu mendirikan dan membangun infratsruktur dan berbagai lembaga dibidang ekonomi, politik, pendidikan, militer dan sosial. Tahun 1948 mereka telah mendirikan 292 organisasi dan membentuk pasukan militer yang memiliki persenjataan modern seperti Hagana, Urgun, Stern dan lain-lain. Jumlah keseluruhan pasukan ini lebih dari 70.000 personil dan mempersiapkan segala sesuatu untuk mendeklarasikan negara baru mereka.
Organisasi-oraganisasi Zionis ini tentu saja tidak sekedar dilatih tempur dan dipersenjatai. Namun pemuda-pemuda zionis, bahkan pemudi-pemudi mereka kerap kali melakukan aksi-aksi teror terhadap rakyat Palestina, bahkan berujung dengan pembantaian, seperti: pembantaian Haifa (06 Maret 1937), Pembantaian Al Quds (31 Maret 1937), pembantaian Balad Asy Syeikh (6 Desember 1939), Pembantaian Babul ‘Amud ( 29 Desember 1947), Pembataian Ramallah (Maret 1948), Pembantaian Abu Kabir (Maret 1948) dan Pembantaian Deir Yasin (9 April 1948).
Pembantaian-pembantaian diatas hanya sekelumit dari sederet pembantaian yang dilakukan oleh ekstrimis-ekstrimis yahudi sebelum ‘Negara Zionis Israel’ didirikan pada 15 Mei 1948.
Diperkampungan-perkampungan Palestina lainnya, mereka melakukan aksi teror dan membumi hanguskan rumah-rumah dan fasilitas-fasilitas umum warga. Tercatat, ada lebih dari 500 perkampungan Palestina yang dibumi hanguskan dan dirubah menjadi perkampungan yahudi. Hal inilah yang menjadikan tragedi kemanusiaan terbesar tahun 1948 di Palestina, dimana lebih dari 750.000 warga Palestina terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka dan mengungsi ke wilayah-wilayah lain seperti Tepi Barat, Jalur Gaza dan beberapa negera tetangga seperti Yordania, Libanon dan Syiria yang lebih aman dari gangguan ekstrimis-ekstrimis yahudi.
Dari sini dengan sangat mudah kita mengetahui bahwa tahun 1948 adalah tonggak penjajahan yang sesungguhnya yang dilakukan Zionis Israel terhadap Palestina. Dan penjajahan yang dilakukan Zionis adalah penjajahan paling unik yang pernah ada di muka bumi, penjajahan yang dilakukan terhadap bangsa merdeka dan penduduk asli (Palestina) oleh entitas (Zionis) yang datang mengungsi, tidak memiliki tanah air dan negara.
Disinilah pentingnya para politisi dan diplomat untuk mencermati peristiwa Nakba ini, bahwa pencaplokan tanah Palestina bukan diawali dari 1967, sehingga mereka harus mendukung solusi dua negara diatas tanah jajahan 1967. Penjajahan terhadap Palestina oleh Zionis (secara formal) justru telah dimulai sejak 1948. Sejak warga Palestina diteror untuk meninggalkan kampung-halaman mereka, sejak bangsa-bangsa bungkam ketika ribuan tubuh-tubuh Palestina meregang nyawa dalam gorokan pisau dan terjangan timah-timah panas dari moncong-moncong senjata para ekstrimis yahudi. Dan sejak pertama kali ‘Negara Zionis Israel’ yang dideklarasikan tahun 1948 dibangun diatas nestapa bangsa Palestina.
66 tahun, tragedi nakba telah berlalu. Namun dukanya belum hilang seiring bergantinya hari-hari. Nakba terus merenda nestapa; Jalur Gaza yang sudah lebih dari tujuh tahun diblokade Zionis dan menjadi penjara terbesar di muka bumi; Al Quds yang terus diyahudisasi; Masjid Al Aqsa yang seringkali diserbu oleh para ekstrimis yahudi; ribuan tahanan Palestina yang masih mendekam diperlakukan tak manusiawi di penjara-penjara Zionis; hampir 70 % bangsa Palestina hidup terlunta-lunta sebagai pengungsi, bahkan diatas gejolak sebagian negara arab, mereka harus mengungsi dari pengungsian. Sungguh duka yang semakin menganga dan derita yang belum kunjung reda. Maka pertanyaannya, masih adakah kepedulian kita untuk mereka?
Penulis :
Heri Efendi, Lc

Previous Article
  • Wawancara

“Saya Dimuliakan di Israel”

  • 02/03/2014
Lihat Pos
Next Article
  • Tahukah Anda

Ini Dia Surat Terakhir Syeikh Ahmad Yassin (1)

  • 06/06/2014
Lihat Pos
Anda Mungkin Juga Menyukai
Lihat Pos
  • Berita
  • Sejarah

Dari ‘Qassam 1’ ke ‘Ayash250’: Bagaimana Perlawanan Palestina di Gaza Berkembang

  • Redaksi
  • 16/05/2023
  • No comments
Lihat Pos
  • Berita
  • Sejarah

Memperingati 75 Tahun Nakbah Palestina

  • Redaksi
  • 16/05/2023
  • No comments
Lihat Pos
  • Uncategorized

WHO Peringatkan Hancurnya Sistem Kesehatan Gaza Akibat Corona

  • Redaksi
  • 26/11/2020
  • No comments
Lihat Pos
  • Uncategorized

Israel Robohkan 3300 Rumah di Tepi Barat Selama Paruh Pertama 2020

  • Redaksi
  • 21/09/2020
  • No comments
Lihat Pos
  • Berita
  • Uncategorized

Penerbangan Komersil Pertama UEA-israel

  • Redaksi
  • 31/08/2020
  • No comments
Lihat Pos
  • Berita
  • Uncategorized

Sepanjang 2020, 313 Rumah Warga Palestina Dirobohkan israel

  • Redaksi
  • 12/08/2020
  • No comments
Lihat Pos
  • Berita
  • Uncategorized

UNRWA: Ledakan Beirut Perburuk Kondisi Pengungsi Palestina

  • Redaksi
  • 12/08/2020
  • No comments
Lihat Pos
  • Berita
  • Uncategorized

Pengungsi dan Asosiasi Palestina di Libanon Bantu Korban Ledakan Beirut

  • Redaksi
  • 06/08/2020
  • No comments
Featured Posts
  • 1
    Akibat Agresi ke Jalur Gaza, Tentara israel Alami Gangguan Mental
    • 25/10/2024
  • 2
    New York Times: israel Tidak Akan Bisa Kalahkan Perjuangan Bangsa Palestina
    • 25/10/2024
  • 3
    Penjajah israel Hancur Leburkan Jalur Gaza
    • 25/10/2024
  • 4
    Buletin Palestine Update Edisi 12
    • 22/09/2024
  • 5
    Kepadatan Pasien di Setiap Rumah Sakit di Jalur Gaza
    • 19/09/2024
Recent Posts
  • Majelis Umum PBB Keluarkan Resolusi Akhiri Penjajahan Palestina
    • 19/09/2024
  • 4 Tentara israel Tewas di Rafah
    • 19/09/2024
  • Pemukim israel di Tepi Barat Serang Sekolah Dasar
    • 18/09/2024
Tags
Agresi israel al-quds alquds BDS Blokade Gaza Boikot israel corona corona di Palestina Fatah Gaza HAM Hammas islam israel Jalur Gaza kejahatan israel Kolonialisme israel Masjid Al-Aqsha Mesir normalisasi Organisasi Pembebasan Palestina Otoritas Palestina palestina Palestina 48 Palestina Merdeka Palestina Terjajah pbb Pejuang Palestina Pelanggaran HAM israel pembongkaran Pemukim israel Pengungsi Palestina Penjajahan israel Penjajah israel perjuangan Palestina permukiman israel rumah Tahukah anda Tawanan Palestina Tepi Barat uea Uni Eropa unrwa Vaksin Virus Corona
Pos-pos Terbaru
  • Akibat Agresi ke Jalur Gaza, Tentara israel Alami Gangguan Mental 25/10/2024
  • New York Times: israel Tidak Akan Bisa Kalahkan Perjuangan Bangsa Palestina 25/10/2024
  • Penjajah israel Hancur Leburkan Jalur Gaza 25/10/2024
  • Buletin Palestine Update Edisi 12 22/09/2024
  • Kepadatan Pasien di Setiap Rumah Sakit di Jalur Gaza 19/09/2024
Halo Palestina
  • Sitemap
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat dan Ketentuan
Berita Terkini Palestina

Input your search keywords and press Enter.